KOMPAS.com - Sebongkah material hitam besar yang masih berasap ditemukan di pedalaman Australia, yang diduga adalah bagian dari roket rahasia milik China.
Para ahli mengatakan, puing-puing hangus tersebut kemungkinan jatuh ke Bumi setelah gagal terbakar sepenuhnya saat memasuki atmosfer.
Puing-puing tersebut ditemukan oleh penambang lokal pada Sabtu (18/10/2025) pukul 14.00 waktu setempat dengan ukuran sekitar 1,5 meter dan berada 30 kilometer dari kota Newman, wilayah Pilbara, Australia Barat.
Polisi datang ke lokasi dan memastikan benda tersebut bukanlah bagian dari pesawat yang jatuh. Polisi menduga benda tersebut adalah puing luar angkasa.
Badan Antariksa Australia kemudian mengambil dan menelitinya di laboratorium. Saat pertama kali diperiksa, mereka belum dapat memastikan asal serta pemilik puing tersebut.
Baca juga: Penampakan Sampah Antariksa yang Diduga Roket China Jielong 3
Analis teknik dirgantara dari Universitas Teknik Delft, Belanda, Marco Langbroek menjadi orang pertama yang mengidentifikasi kemungkinan asal puing tersebut.
Sebagaimana dilaporkan Space.com, menurutnya benda itu berasal dari tahap atas salah satu roket Jielong 3 milik China yang keluar dari orbit tak lama sebelum penemuan puing dilaporkan.
Teori itu didukung oleh Jonathan McDowell, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard & Smithsonian yang telah melacak puing antariksa selama lebih dari 35 tahun.
Hingga kini, belum diketahui kapan roket tersebut pertama kali diluncurkan ke luar angkasa.
Badan Antariksa Australia awalnya belum yakin mengenai asal puing itu, namun para ahli mengonfirmasi puing tersebut adalah bagian dari tahap atas roket Jielong 3.
Karena tingkat kerusakan yang parah dan minimnya informasi publik mengenai desain wahana luar angkasa China, para ahli belum memastikan bagian mana dari roket setinggi 31 meter yang jatuh tersebut
Baca juga: Roket Starship SpaceX Meledak, Puing-puing yang Terbakar Menghujani Langit di Laut Karibia
Namun, menurut pakar, puing tersebut sebagian besar tampak terbuat dari serat karbon.
Dua kemungkinan kuat lainnya adalah benda tersebut merupakan wadah tekanan berlapis komposit (COPV) yang digunakan untuk menyimpan gas atau cairan bertekanan tinggi di dalam roket, atau sisa bagian dari tahap atas roket yang hancur.
Langbroek memperkirakan potongan roket yang selamat dari masuk kembali ke atmosfer itu memiliki berat sekitar 300 kilogram.
Hal ini menjadi bukti tambahan bahwa roket tersebut menggunakan bahan bakar padat eksperimental yang umumnya lebih berat dari bahan bakar cair konvensional.