KULON PROGO, KOMPAS.com – Sarana konservasi satwa penyu di kawasan Pantai Trisik, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerusakan hebat akibat gelombang tinggi air laut.
Kolam-kolam beton untuk penampungan sementara penyu dan tukik, lokasi penetasan telur, serta pusat informasi konservasi rusak.
Baca juga: 10 Lapak di Dekat Stadion Wibawa Mukti Bekasi Rusak Usai Diterpa Angin Puting Beliung
“Kerusakan terparah adalah tempat konservasi penyu ini,” ungkap Dwi Setyawan Putra, pegiat konservasi penyu, pada Selasa (22/10/2024).
Gelombang tinggi tersebut telah terjadi selama sepuluh hari terakhir.
Saat air laut pasang, gelombang mencapai bangunan warga, menggerus pasir sepanjang hampir satu kilometer dari muara Sungai Progo hingga tempat pendaratan ikan (TPI).
Akibatnya, bibir pantai mengalami abrasi yang parah.
Ombak yang menghantam pantai menyebabkan sejumlah bangunan semi permanen rusak dan ditinggalkan.
Selain itu, belasan pohon cemara udang berumur sekitar sepuluh tahun ditemukan ambruk.
Kerusakan paling signifikan terjadi di lokasi konservasi penyu yang dikelola oleh komunitas Konservasi Penyu Abadi.
Bangunan berukuran sekitar enam meter persegi tersebut remuk dan menjorok ke laut, diperparah oleh robohnya pohon cemara yang menimpa atap bangunan.
Meskipun mengalami kerusakan, komunitas Penyu Abadi masih aktif menyelamatkan sarang penyu.
Hingga tahun 2024, mereka berhasil menyelamatkan sekitar 50 sarang penyu, yang hampir semuanya sudah menetas dan dilepaskan kembali ke laut.
Abrasi di kawasan tersebut bukanlah fenomena baru.
Seorang relawan penjaga pantai di bawah naungan Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, Ngadiran, menjelaskan bahwa abrasi telah terjadi secara masif sejak 2019.
"Bibir pantai berada sekitar 50 meter ke arah laut pada lima tahun lalu. Dulu ada sabuk hijau pohon cemara udang dan bangunan semi permanen. Sekarang, semuanya hilang tidak berbekas," kata Ngadiran.
Baca juga: Ubur-ubur Muncul di Pantai Teluk Penyu, Pengelola: Anak-anak Banyak Jadi Korban
Kepala Resort KSDA Kulon Progo, Purwanto, juga meninjau lokasi kerusakan dan menekankan pentingnya penanganan penyu.
“Tukik yang sudah menetas akan segera dilepasliarkan. Musim bertelur ini akan dihabiskan sampai akhir pekan agar dirilis,” tuturnya.
Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap pelestarian lingkungan dan upaya konservasi di kawasan pesisir Kulon Progo.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang