BANDUNG, KOMPAS.com – Menyusul bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Jawa Barat dan kewaspadaan terhadap sesar Lembang, beberapa kepala daerah di Bandung Raya telah mengeluarkan surat edaran yang meminta warga untuk waspada dan siap siaga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) telah menyebarkan surat edaran tersebut sejak Jumat lalu.
"Surat itu disampaikan kepada para Kepala Badan, Kepala Dinas, dan Camat se-Kabupaten Bandung untuk disosialisasikan kepada masyarakat," ujar Cakra kepada awak media pada Senin (25/8/2025).
Baca juga: Ancaman Gempa Sesar Lembang, 6 Lokasi Disiapkan Evakuasi Warga Bandung
Surat edaran ini, menurut Cakra, dibuat oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna sebagai respons terhadap kejadian gempa bumi yang terjadi baru-baru ini di Kabupaten Bandung.
"Untuk itu, saya sampaikan surat edaran langkah-langkah dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi yang ada di Kabupaten Bandung," tambahnya.
Lebih lanjut, surat tersebut merespons informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai peningkatan aktivitas seismik di segmen barat Sesar Lembang (Segmen Cimeta) sejak 24 Juli 2025.
Baca juga: Gunung Ini Makin Bertambah Tinggi Ratusan Meter akibat Sesar Lembang
Diketahui bahwa beberapa gempa telah terjadi di segmen Cimeta, antara lain pada 24 Juli 2025 dengan magnitudo 1,8, 28 Juli 2025 dengan magnitudo 2,1, 14 Agustus 2025 dengan magnitudo 1,9, dan terakhir pada 15 Agustus 2025 dengan magnitudo 1,8.
Kejadian gempa tektonik beruntun juga terjadi di area Sesar Kertasari, dengan magnitudo kegempaan pada 15 Agustus 2025 mencapai 2,0, 17 Agustus 2025 mencapai 1,3, dan 18 Agustus 2025 mencapai 1,7.
Cakra menegaskan, masyarakat Kabupaten Bandung perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi kegempaan.
"Berdasarkan informasi dari BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Indonesia sebagai wilayah Zona Subduksi memiliki potensi gempa bumi yang dapat melepaskan energi gempa signifikan dan dapat terjadi sewaktu-waktu," jelasnya.
Hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan, di mana, dan dengan kekuatan berapa gempa bumi akan terjadi.
"Sesar Lembang merupakan potensi, bukan prediksi, sehingga siapapun tidak akan bisa memprediksi kapan terjadinya gempa bumi," ungkap Cakra.
Dia berharap masyarakat Kabupaten Bandung mengambil langkah-langkah kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa bumi dan dampak yang ditimbulkannya.
"Para camat diharapkan menginformasikan kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan, tetapi tetap tenang dan tidak panik," tuturnya.
Cakra juga meminta pejabat wilayah untuk meningkatkan edukasi, sosialisasi, dan literasi kepada masyarakat, serta melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi.
"Langkah-langkah kesiapsiagaan ini harus dilakukan secara berkala untuk mendapatkan informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana dari BMKG dan PVMBG," katanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini