DENPASAR, KOMPAS.com β Pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di Sidakarya, Denpasar Selatan, akan dilanjutkan dengan penyesuaian lokasi.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengonfirmasi bahwa terminal tersebut akan dibangun pada jarak 3,5 kilometer dari pesisir pantai Sidakarya.
Proses pembangunan ini telah berlangsung selama tiga tahun.
Pada Kamis (4/9/2025), Koster mengungkapkan bahwa Analisis Dampak Mengenai Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup diharapkan terbit pada akhir September 2025.
Baca juga: Gubernur Bali Wayan Koster Pastikan Bali Aman Dikunjungi Wisatawan
Koster menambahkan bahwa pemindahan lokasi pembangunan ke radius 3,5 km dari pantai bertujuan melindungi ekosistem laut.
"Jadi, tidak lagi di bibir pantai Sidakarya. Jadi di dalam, supaya ramah lingkungan dan tidak ribut lagi," ujarnya.
Sekretaris Daerah Bali, Dewa Indra, juga menegaskan bahwa pembangunan terminal LNG di Sidakarya akan dilanjutkan.
Dia mengakui bahwa titik pembangunan akan bergeser ke area lepas pantai dari lokasi semula.
"Akan dilanjutkan. Cuma titiknya dipindahkan ke offshore ya. Jadi ada jarak yang coba ditentukan. Titik yang awal dipindahkan,β ungkap Dewa Indra.
Baca juga: Kirim Surat ke Seluruh Negara, Gubernur Koster Pastikan Bali Aman Dikunjungi
Dewa Indra menambahkan bahwa program ini dilanjutkan untuk mendukung penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan.
βIni pilihan yang tidak mungkin kita mundur,β tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa proses persetujuan lingkungan untuk terminal LNG Sidakarya akan segera dilakukan, setelah meninjau lokasi pada 27 Mei 2025.
Pembangunan terminal LNG ini diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan pemadaman listrik total di Bali.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini