KOMPAS.com - Stroke merupakan penyebab kematian utama di Indonesia, tetapi penyakit ini bisa dicegah.
Menurut data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada 2019, angka kematian akibat stroke berkontribusi 19,42 persen dari total jumlah kematian di Indonesia.
Menurut World Stroke Day, insiden stroke meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia.
Lebih dari 60 persen serangan terjadi pada orang di bawah usia 70 tahun dan 16 persen terjadi pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.
Dokter Penyakit Dalam dr. Ahmad Akbar, Sp.PD mengatakan bahwa stroke bisa dicegah dengan gaya hidup.
Baca juga: Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Akbar mengakatakan, kita sebaiknya melakukan ini untuk mencegah stroke:
Ia menyebut langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke adalah mengontrol tekanan darah.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol sangat berisiko menyebabkan stroke.
Menurut Mayo Clinic, perubahan gaya hidup sehat dan obat-obatan sering digunakan untuk mengobati hipertensi yang pada akhirnya bisa menurunkan risiko stroke.
Dokter penyakit dalam yang berpraktik di Rumah Sakit JIH Solo ini mengatakan bahwa pola makan berperan signifikan pada risiko stroke.
Ia menjelaskan, hipertensi, aterosklerosis, diabetes, kolesterol tinggi, semuanya merupakan faktor risiko stroke, yang bisa berasal dari penerapan pola makan buruk sehari-hari.
“Mengonsumsi makanan yang seimbang dan rendah lemak dapat membantu mencegah stroke,” ujarnya.
Olahraga teratur juga memiliki peran yang signifikan terhadap penurunan risiko stroke.
Menurut Mayo Clinic, olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan kesehatan kesehatan pembuluh darah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk setiap orang melakukan olahraga atau aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu.
Baca juga: Suami Najwa Shihab Meninggal karena Stroke, Waspadai Gejala dan Cara Mencegahnya