Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi Bukan Karena Kurang Iman atau Malas, Ini Kata Psikolog...

Kompas.com - 31/05/2025, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com – Banyak orang masih menganggap bahwa depresi adalah bentuk kemalasan atau kurang semangat.

Padahal, menurut Psikolog Ratih Zulhaqqi, kondisi ini merupakan gangguan mental serius yang membutuhkan perhatian dan penanganan profesional.

Baca juga: Bukan Sekadar Sedih, Begini Ciri-ciri Orang yang Sedang Depresi

Gejala depresi yang sering disalahpahami

“Orang depresi dalam kondisi relapse bisa sangat sulit untuk membuka mata, apalagi berinteraksi atau melakukan aktivitas,” kata Ratih, seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/5/2025)

Ia menjelaskan, penderita depresi kerap mengalami gejala seperti ingin terus tidur, menghindari interaksi sosial, mengurung diri, hingga merasa kelelahan meski sudah beristirahat. Kelelahan ini bukan hanya secara fisik, tetapi juga emosional.

"Low energi (rendah energi) ini secara emosional, dan benar-benar rendah, yang membuat mereka tidak mampu melakukan hal sekecil apapun, bahkan mengangkat tubuh untuk duduk saja seakan sangat terasa sulit, dan memang mereka harus dibantu profesional," jelas Ratih.

Baca juga: Bedanya Depresi dan Baby Blues yang Perlu Dipahami

Pentingnya terapi dan empati

Ratih menekankan pentingnya mekanisme pertahanan diri yang sehat, seperti regulasi emosi dan manajemen persepsi.

Ia juga menyebut terapi profesional, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), dapat membantu menggeser cara pandang negatif yang umum dialami penderita.

Namun, stigma sosial kerap menjadi penghalang.

"Hal lain yang akhirnya membuat orang depresi dan pengidap masalah mental lainnya urung niat meminta pertolongan ke profesional adalah stigma negatif sosial, mereka akan dianggap gila, atau kurang iman," tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa depresi bukan soal kurang bersyukur atau lemahnya keimanan, melainkan kondisi medis yang membutuhkan penanganan serius.

Depresi bukanlah bentuk kelemahan, melainkan kondisi medis yang nyata dan kompleks.

Dengan pemahaman yang lebih baik serta dukungan yang empatik, masyarakat bisa membantu menciptakan ruang aman bagi penderita untuk pulih tanpa takut dihakimi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau