Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya

Kompas.com - 16/08/2025, 15:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Gorengan sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang di Indonesia. Dari bakwan hingga tempe mendoan, menu ini mudah ditemui di rumah, pasar, hingga pinggir jalan.

Namun, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, mengingatkan bahwa gorengan dapat berdampak serius bagi kesehatan.

"Gorengan dapat meningkatkan risiko kanker secara tidak langsung melalui obesitas dan diabetes, serta secara langsung karena mengandung zat pemicu kanker atau karsinogenik," kata Santi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (15/8/2025).

Baca juga: Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman

Mengapa gorengan bisa memicu kanker?

Menurut Santi, zat karsinogenik dalam gorengan terbentuk akibat proses memasak pada suhu tinggi. Beberapa contohnya, yakni:

  • Akrilamida yang terbentuk saat tepung atau gula dipanaskan, terutama pada suhu tinggi dan waktu lama
  • Heterocyclic amines (HCAs) yang muncul saat protein dimasak langsung di atas panas tinggi, seperti saat menggoreng atau memanggang daging
  • Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang terbentuk dari asap pembakaran lemak, misalnya saat lemak daging menetes ke bara api

Kandungan zat ini dapat merusak DNA, memicu pertumbuhan sel abnormal, dan meningkatkan risiko kanker.

Baca juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya

Tips mengurangi risiko dari konsumsi gorengan

Meski menegaskan bahwa cara terbaik adalah menghindari gorengan, Santi membagikan beberapa tips berikut ini untuk mengurangi dampak negatifnya.

  • Ganti dengan alternatif lebih sehat

Pilih makanan panggang seperti kerupuk panggang atau snack oven daripada gorengan.

  • Hindari tepung dan gula

Tepung atau gula yang dipanaskan dapat membentuk akrilamida. Saat menggoreng, hindari adonan tepung berlebihan atau taburan gula.

  • Menggoreng sendiri di rumah

Dengan menggoreng sendiri, kita bisa memilih minyak yang sehat, mengontrol suhu, dan menentukan lama memasak agar tidak terlalu lama terpapar panas.

  • Gunakan panci anti lengket dan minyak bersih

Panci anti lengket mengurangi kebutuhan minyak. Minyak hanya boleh digunakan ulang maksimal tiga kali untuk menghindari perubahan struktur kimia yang berbahaya.

  • Pilih metode memasak lebih sehat

Gunakan air fryer atau oven untuk mendapatkan hasil renyah tanpa harus merendam makanan dalam minyak panas.

  • Hindari bagian gosong

Bagian gosong mengandung konsentrasi karsinogen yang lebih tinggi. Potong atau buang bagian ini sebelum makan.

Baca juga: Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah

  • Marinasi daging sebelum dimasak

Merendam daging dalam bumbu atau rempah dapat menurunkan pembentukan HCAs saat dimasak.

  • Gunakan rak saat memanggang

Rak dapat mencegah lemak menetes ke api dan menghasilkan asap PAHs.

Baca juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin

Ilustrasi makan gorengan. Banyak makanan gorengan yang populer di Indonesia. Meski rasanya enak, gorengan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh dan lemak trans.SHUTTERSTOCK/Agus Mujianto Ilustrasi makan gorengan. Banyak makanan gorengan yang populer di Indonesia. Meski rasanya enak, gorengan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh dan lemak trans.

Mindful eating untuk batasi gorengan

Santi menyarankan penerapan mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran sebagai cara untuk mengendalikan konsumsi gorengan.

"Makan dengan penuh kesadaran dan tanpa distraksi membantu kita membatasi jumlah gorengan yang dimakan," ujarnya.

Santi menegaskan bahwa tips yang diberikan hanya bertujuan mengurangi dampak negatif, bukan menghilangkan risiko sepenuhnya.

“Usaha terbaik adalah tidak mengonsumsi gorengan sama sekali. Jika ingin makan, jadikan gorengan sebagai makanan rekreasi sesekali, bukan makanan pokok sehari-hari,” tegasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau