KOMPAS.com - Gorengan sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang di Indonesia. Dari bakwan hingga tempe mendoan, menu ini mudah ditemui di rumah, pasar, hingga pinggir jalan.
Namun, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, mengingatkan bahwa gorengan dapat berdampak serius bagi kesehatan.
"Gorengan dapat meningkatkan risiko kanker secara tidak langsung melalui obesitas dan diabetes, serta secara langsung karena mengandung zat pemicu kanker atau karsinogenik," kata Santi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
Baca juga: Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Menurut Santi, zat karsinogenik dalam gorengan terbentuk akibat proses memasak pada suhu tinggi. Beberapa contohnya, yakni:
Kandungan zat ini dapat merusak DNA, memicu pertumbuhan sel abnormal, dan meningkatkan risiko kanker.
Baca juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya
Meski menegaskan bahwa cara terbaik adalah menghindari gorengan, Santi membagikan beberapa tips berikut ini untuk mengurangi dampak negatifnya.
Pilih makanan panggang seperti kerupuk panggang atau snack oven daripada gorengan.
Tepung atau gula yang dipanaskan dapat membentuk akrilamida. Saat menggoreng, hindari adonan tepung berlebihan atau taburan gula.
Dengan menggoreng sendiri, kita bisa memilih minyak yang sehat, mengontrol suhu, dan menentukan lama memasak agar tidak terlalu lama terpapar panas.
Panci anti lengket mengurangi kebutuhan minyak. Minyak hanya boleh digunakan ulang maksimal tiga kali untuk menghindari perubahan struktur kimia yang berbahaya.
Gunakan air fryer atau oven untuk mendapatkan hasil renyah tanpa harus merendam makanan dalam minyak panas.
Bagian gosong mengandung konsentrasi karsinogen yang lebih tinggi. Potong atau buang bagian ini sebelum makan.
Baca juga: Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah
Merendam daging dalam bumbu atau rempah dapat menurunkan pembentukan HCAs saat dimasak.
Rak dapat mencegah lemak menetes ke api dan menghasilkan asap PAHs.
Baca juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin
Santi menyarankan penerapan mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran sebagai cara untuk mengendalikan konsumsi gorengan.
"Makan dengan penuh kesadaran dan tanpa distraksi membantu kita membatasi jumlah gorengan yang dimakan," ujarnya.
Santi menegaskan bahwa tips yang diberikan hanya bertujuan mengurangi dampak negatif, bukan menghilangkan risiko sepenuhnya.
“Usaha terbaik adalah tidak mengonsumsi gorengan sama sekali. Jika ingin makan, jadikan gorengan sebagai makanan rekreasi sesekali, bukan makanan pokok sehari-hari,” tegasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini