NUSANTARA, KOMPAS.com - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) semakin serius dalam mengembangkan energi terbarukan dan memperkuat infrastruktur kelistrikan.
Kali ini, kabar baik datang dari rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 300 Mega Watt (MW) di Desa Batoq Kelo, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).
Proyek ambisius ini merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan asal China, PT Handa Energi Investasi Indonesia, dengan perusahaan nasional PT Tujuan Mulia Makmur.
Baca juga: Kebutuhan Listrik IKN Tembus 1 TWh, Siap Menerangi Masa Depan RI
Total investasi yang digelontorkan untuk pembangunan PLTA ini diperkirakan mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Seno Aji menyambut hangat rencana investasi ini. Dia sangat mengapresiasi dan juga akan memberikan insentif kepada PT Handa Energi Investasi Indonesia.
"Mereka akan membangun PLTA di Kabupaten Mahulu, maka secara otomatis akan mengembangkan Kabupaten Mahulu, termasuk pembangunan infrastrukturnya," ujar Seno Aji usai di Samarinda, Rabu (4/6/2025).
Meski prosesnya masih "hijau" dan belum ada kontrak resmi, Seno Aji optimistis proyek ini akan membawa dampak positif yang besar.
Pembangunan PLTA di remote area Mahulu ini tidak hanya akan berkontribusi pada kontinuitas pasokan listrik di beberapa wilayah Kaltim, tetapi juga akan berdampak pada sistem interkoneksi Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Tiap Hari, ASN Otorita IKN Naik Bus Listrik ke Kantor
"Keberadaan PLTA Batuq Kelo nantinya akan meningkatkan pasokan tenaga listrik dengan memanfaatkan sumber daya air sebagai energi yang ramah lingkungan, termasuk menambah kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan, yang juga berdampak dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Kaltim dan khususnya Kabupaten Mahulu," pungkas Seno Aji.
Kehadiran PLTA ini menjadi bukti komitmen Kaltim dalam mendukung transisi energi hijau dan memperkuat ketahanan energi regional, sekaligus membuka potensi pembangunan di wilayah yang sebelumnya kurang terjamah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.