Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedemo di Polda Metro Jaya: Keadilan Harus Ditegakkan!

Kompas.com - 29/08/2025, 23:16 WIB
Ardhi Ridwansyah,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demo di Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025) menuai cerita bagi Naya (19), mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta.

Naya mengatakan dirinya terpaksa melarikan diri dari titik demo di Polda Metro Jaya. Ia kemudian mengendarai motor yang diparkir di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) menuju Halte Atletik di Jalan Asia Afrika.

Saat ditemui Kompas.com, bagian kulit di bawah mata Naya tampak diolesi pasta gigi untuk meredakan rasa perih akibat gas air mata yang ditembakkan polisi guna membubarkan massa.

Baca juga: 59 Relawan dan 10 Ambulans PMI DKI Bersiaga di Lokasi Demo Kwitang

"Kita lagi cari teman kita, kita enggak tahu harus ke mana. Ini hujan gede jadi kita ke sini aja. Nunggu teman-teman yang lain," ujarnya saat ditemui di Halte Atletik, Jumat.

Sementara itu, mahasiswa lainnya, Rafa (19), yang berada di lokasi yang sama dengan Naya mengaku melihat polisi dengan kendaraan taktis dan motor berpatroli di sekitar Senayan Park (SPARK) sambil menembakkan gas air mata.

"Mereka (polisi) masih ngejar gitu (pakai mobil sama motor). Kita terpencar padahal tadinya kita duduk barengan. Karena panik ya," ucapnya.

Naya dan Rafa yang berasal dari kampus yang sama ini mengaku sempat panik. Namun, keduanya menegaskan tidak kapok untuk kembali ikut dalam demo untuk menuntut sebuah keadilan.

"Enggak (kapok) sih sebelum keadilan ditegakkan gitu, belum ada apa-apanya ini," jelasnya.

Pantauan Kompas.com sekitar pukul 19.30 WIB, polisi dengan kendaraan taktis dan motor terlihat menembakkan gas air mata di Jalan Gerbang Pemuda, atau sekitaran Senayan Park (SPARK).

Baca juga: Jokowi Posting Pita Hitam, Ikut Berduka atas Meninggalnya Affan Kurniawan

Massa aksi pun berhamburan dari arah Jalan Gatot Subroto menuju SPARK, lalu terus berlarian ke Jalan Asia Afrika hingga sekitar Hotel Fairmont.

Dalam situasi itu, terlihat seorang pengemudi ojek online memberikan tumpangan kepada massa aksi yang lari akibat dihalau polisi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Megapolitan
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Megapolitan
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Megapolitan
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau