Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memilih Manajer Investasi untuk Reksa Dana

Kompas.com - 18/03/2023, 21:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Reksa dana merupakan investasi dengan konsep menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola manajer investasi atau MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan sebagainya.

Reksa dana juga jadi alternatif bagi investor yang enggan menghitung risiko atas investasi mereka di pasar saham atau pasar uang. Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.

Kendati uang yang diinvestasikan dipercayakan kepada MI, tak serta merta investor mempercayakan sepenuhnya duit mereka pada MI. Reputasi MI sendiri sangat bergantung pada kinerja reksa dana yang dikelolanya.

Dikutip dari Harian Kompas, Sabtu (18/3/2023) reksa dana dinilai menjadi salah satu jenis investasi yang tidak terlalu merepotkan bagi para investor karena portofolio telah dikelola manajer investasi.

Baca juga: Tingkat Suku Bunga Acuan Terus Naik, Reksa Dana Pasar Uang Kian Menarik?

Meski demikian, para calon investor harus tetap jeli dan cermat memilih manajer investasi reksa dana agar tidak merugi.

Perencana keuangan Oneshildt Financial Planning, Andoko, menyampaikan, histori atau rekam jejak jadi bagian penting ketika berbicara mengenai manajer investasi reksa dana.

Calon investor dapat membandingkan, jika kinerja reksa dana rendah saat pasar sedang turun, itu wajar.

Patut diwaspadai ketika pasar sedang naik, tetapi kinerja reksa dana turun. Perlu juga melihat latar belakang perusahaan manajer investasi.

”Memang tak bisa dimungkiri, nama brand institusi jadi penting. Institusi berlatar belakang badan usaha milik negara itu memiliki keunggulan nilai tambah sendiri,” kata Andoko.

Baca juga: Persiapan Investor Reksa Dana 2023

Jika ingin menilai kinerja reksa dana dari return yang didapat, investor perlu punya patokan MI lain yang bisa jadi benchmark. Tolak ukur reksa dana yang ingin dibeli bisa dibandingkan dengan rata-rata return dari jenis reksadana yang sama.

Ambil contoh, saat reksa dana yang dibeli mengalami penurunan besar di saat bersamaan reksa dana lain kinerjanya untung, tak lantas hal itu jadi indikasi kalau reksa dana yang terlanjur dibeli itu kurang tepat.

Investor bisa menggunakan indeks sebagai benchmark. Misalnya, jika reksa dana itu banyak dialokasikan untuk saham, investor bisa berpatokan pada IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan.

Jika IHSG turun 10 persen di periode tertentu, namun reksa dana yang dimiliki investor turun 8 persen, investor tak perlu cemas. Ini karena secara umum kinerja pasar saham memang sedang lesu.

Baca juga: Shopee Gandeng Bibit Hadirkan Fitur Investasi Reksa Dana dan Investasi Pintar

Fokus kinerja jangka panjang

Kinerja reksa dana sangat bergantung pada kondisi perekonomian nasional maupun dunia. Kondisi pasar terus mengalami perubahan. Kondisi inilah yang mempengaruhi seorang fund manager dalam mengelola dana investor.

Contohnya, sebagian siklus ekonomi yakni periode resesi dan pertumbuhan ekonomi umumnya terjadi pada 5-7 tahun. Selama periode tersebut, paling tidak ada satu tahun kondisi ekonomi mengalami pelemahan yang kemudian direspon pasar secara negatif.

Masih di periode tersebut, ada kemungkinan setidaknya 4-5 tahun kondisi ekonomi stabil dan pasar meresponnya dengan positif.

Jika investor menganalisa kinerja reksa dana dan tingkat pengembaliannya bisa diharapkan pada jangka panjang, maka investor bisa segera melakukan koreksi atas reksa dana yang dipegangnya tersebut.

Baca juga: Rupiah Sedang Tertekan, Reksa Dana Pasar Uang Dinilai Bisa Jadi Alternatif

Lakukan penilaian atas reksa dana dengan pertimbangan siklus tersebut untuk memutuskan apakah perlu melepas atau mempertahankan reksa dana.

Saat reksa dana kinerjanya menurun, bisa jadi periode akan membaik mengikuti siklus pertumbuhan ekonomi setelah sebelumnya mengalami resesi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau