JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, harga beras di pasaran saat ini sudah mulai turun secara bertahap.
Hal itu disampaikannya berdasarkan pengamatan harga di lapangan.
Selain itu, juga merujuk dari data harga beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Perlu juga kami sampaikan, sesuai hasil Bapanas dan pengamatan lapangan, sekarang ini harga (beras) sudah berangsur-angsur turun," ujar Amran dilansir tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (25/8/2025).
Baca juga: Harga Beras Mahal, Warga: Kami Ini Cari Murah...
"Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran berkelanjutan sampai Desember. Beras yang kita siapkan SPHP adalah sebanyak 1,3 juta ton sampai Desember," jelasnya.
Menurut Amran, penyaluran beras SPHP saat ini rata-rata baru mencapai 6.000 ton sehari.
Kementerian Pertanian menargetkan capaian penyaluran harian bisa naik menjadi 7.000 ton per hari. "Dan akan mencapai 10 ribu ton per hari ke depannya," tambah Amran.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga beras pada Juli 2025 memang menunjukkan tren kenaikan.
Beras medium naik 0,67 persen menjadi Rp 15.100 per kg, sementara beras premium naik 0,60 persen menjadi Rp 16.800 per kg.
Pada Senin pagi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, harga beras di 200 kabupaten/kota mengalami kenaikan di pekan ketiga Agustus 2025 ini.
Kenaikan harga terjadi untuk beras jenis medium dan premium di tiga zona daerah.
"Ada 200 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras," ujar Amalia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah 2025 Kemendagri yang disiarkan daring pada Senin (25/8/2025).
Ia lantas menjelaskan, untuk zona 1, harga beras medium sampai dengan minggu ketiga Agustus 2025 naik 1,1 persen dibandingkan dengan Juli 2025.
Sehingga rata-rata harga beras medium di zona 1 adalah Rp 14.005 per kilogram (kg).
Harga ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) untuk zona 1, yakni Rp 12.500 per kg.