KEDIRI, KOMPAS.com - Laga derbi Jawa Timur, pekan ke-12 Super League 2025 antara Persik Kediri vs Persebaya Surabaya, seharusnya menjadi pesta besar sepak bola bagi warga Kota Tahu.
Namun kini berubah menjadi teka-teki karena terganjal izin kepolisian.
Di tengah situasi yang serba tidak pasti, Panitia Pelaksana (Panpel) Persik tidak tinggal diam dan terus berjuang agar laga penting ini tetap bisa digelar di rumah sendiri, Stadion Brawijaya, demi tim, suporter, dan kebanggaan kota.
Baca juga: Persebaya Vs Persis: Bangkit dari Kritik, Bruno Moreira Tatap 100 Laga
Ketua Panpel Persik Kediri, Tri Widodo, mengungkapkan betapa rumitnya situasi yang sedang dihadapi.
Meski berbagai stadion alternatif sudah dihubungi, tetapi tidak satu pun bersedia menampung laga jika lawannya adalah Persebaya.
“Tapi kami tetap mengupayakan pertandingan tetap terselenggara entah di Kediri atau tempat mana. Sebetulnya yang aman sih di GBT, cuma kan rugi Persik kalau di sana. Kalau harapannya, masih tetap berusaha di Kediri,” tutur pria yang biasa disapa Pak Wid kepada Kompas.com, Minggu (2/11/2025) siang.
Ia juga menambahkan bahwa alasan penolakan izin bermain di Kediri bukan hal baru, melainkan terkait soal teknis di stadion.
“Yang dipermasalahkan Kapolres itu pagar pembatas yang peyot ada dua meter. Mereka minta diganti tinggi tiga meter. Lha wong tahun-tahun kemarin diperbolehkan sama Kapolres kok,” imbuhnya.
Tidak berhenti di situ, ia bahkan berinisiatif berkomunikasi langsung dengan pihak keamanan di daerah lain.
“Terus di Gresik saya kan sempat ngobrol-ngobrol dengan pihak keamanan bahwa dari pihak Gresik saya disarankan untuk menghubungi Kabag Ops. Akhirnya saya komunikasi, bahwa dari Polri intinya kalau stadion A atau B ditunjuk oleh I.League siap mengamankan,” ujar Tri Widodo.
“Jadi untuk ini ya kembali ke operator, kami bersurat ke I.League kalau kita kesulitan mencari stadion untuk laga pekan ke-12 menjamu Persebaya. Ya mudah-mudahan Persik tetap main di Kediri tidak kemana-mana,” sambungnya.
Selain itu, menurutnya opsi untuk menukar status tuan rumah dengan Persebaya juga sudah diajukan.
“Sudah, tapi Persebaya tidak bersedia,” ujarnya lagi.
Kondisi saat ini membuat Panpel Persik benar-benar berada di posisi sulit.
“Belum. Maunya kita main di Bantul tapi untuk main malam belum direkomendasikan operator kompetisi. Mau ke Bali, ke Gresik belum ada keputusan. Kami masih bingung, pengennya di Kediri, tapi nggak oleh piye terus iki,” kata pria berkumis itu.