Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku, Pembaca dan Cinta Jalan Hidup sebagai Pustakawan Milenial dari Kota Malang

Kompas.com - 15/09/2025, 11:22 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Di tengah derasnya arus digital, ketika banyak orang lebih memilih gawai ketimbang buku cetak, hadir sosok Rega Rachmad Fauzie Ardiansyah.

Pustakawan generasi milenial ini percaya bahwa buku mempunyai cara istimewa menyentuh hati pembacanya.

Ia tidak sekadar mencintai buku, tetapi juga berusaha menghadirkan ruang yang menghidupkan literasi.

Dari kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap perpustakaan yang ada di kota, lahirlah Perpustakaan Ejawantah, sebuah ruang sederhana dengan koleksi buku yang disusun rapi dan dikelola seorang diri.

Baca juga: Cerita Heroik Pustakawan Pamekasan di Tengah Wabah Covid-19: Ibarat Dokter Layani Pasien

“Saya menyebutnya perpustakaan karena sebenarnya syarat disebut perpustakaan salah satunya minimal koleksinya 1.000 buku dan disini sudah 1.100,” kata pustakawan asal Malang kepada Kompas.com.

Dari rasa bosan menjadi sebuah gerakan

Semua berawal dari rasa bosan. Ia kecewa pada perpustakaan besar di kotanya yang menurutnya hanya berdiri megah, tetapi kosong dari program literasi.

“Awalnya karena bosan, yang kedua saya tidak puas dengan perpustakaan di Kota Malang."

"Meskipun tempatnya besar tapi koleksinya tidak up to date, tidak ada program literasi seperti di komunitas atau gerakan yang lain jadi kaya gaji buta saja,” ujar pria yang biasa disapa Rega itu.

Baca juga: Pustakawan Perpusda Sidoarjo Dorong Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah dan Desa

Berbekal ilmu dari bangku kuliah di Universitas Terbuka jurusan Ilmu Perpustakaan, ia memutuskan bergerak.

Perpustakaan Ejawantah lahir sebagai wujud nyata cita-citanya, sekaligus menjadi bahan penelitian untuk tugas akhirnya yang berfokus pada tingkat kepuasan pengunjung.

Ia ingin berbeda dari pustakawan pada umumnya. Ia tidak hanya mencatat peminjaman atau mengatur katalog, melainkan juga menemani pembaca dalam perjalanan literasi.

“Mungkin yang membedakan saya di perpus sendiri dengan perpus lain dari pengalaman membaca."

"Jadi setelah teman-teman membaca buku saya tanyain bagaimana isinya, perasaannya, apa yang bisa diambil dari buku yang selesai dibaca itu. Jadi kalau di perpus biasa tidak mungkin kan ditanyain,” tutur Rega.

Sebab baginya, buku bukan benda mati, melainkan jembatan menuju percakapan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Surabaya
Rekap Bencana di Lumajang pada Sabtu Malam, 8 Kecamatan Terdampak
Rekap Bencana di Lumajang pada Sabtu Malam, 8 Kecamatan Terdampak
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau