Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pustakawan UK Petra Surabaya Tularkan Minat Baca Sejak Dini

Kompas.com - 15/09/2025, 18:52 WIB
Izzatun Najibah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Candra Pratama Setiawan (37) mampu meraih gelar S2 dari Nanyang Technological University karena kecintaannya terhadap dunia literasi.

Candra merupakan pustakawan di Universitas Kristen Petra Surabaya. Ia juga telah menyelesaikan gelar S2 di NTU Singapura lewat program Information Studies, spesifikasi Library Management.

“Kadang, ada mahasiswa yang ke perpustakaan karena kesulitan mencari bahan buat skripsi, kemudian kita bisa bantu itu yang menyenangkan bekerja sebagai pustakawan,” kata Candra.

Baca juga: Maya, Pustakawan Unej yang Rajin Buat Resensi untuk Tingkatkan Literasi Publik

Meski ia seorang Kabid Pengembangan Koleksi dan TI di UK Petra Surabaya, tugasnya tidak hanya sebatas memastikan pemenuhan koleksi buku tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan pengunjungnya.

“Di negara maju, perpustakaan menyediakan kebutuhan banyak komunitas. Misalnya memberdayakan pekerja migran, gelandangan, balas email anaknya, cari hiburan nonton film, anak-anak create event itu aksesnya perpustakaan yang membantu,” ucapnya.

Baca juga: Pustakawan Berkeliling Tanpa Lelah Bawa Ribuan Buku ke Pelosok demi Literasi Anak di Pamekasan

Berkecimpung di dunia literasi selama bertahun-tahun, Candra menyadari bahwa minat membaca buku di era sekarang tidak serta merta timbul secara instan. Perlu ada pembiasaan pengenalan buku sedari dini.

Sebab, generasi alpha sekarang sudah bersentuhan dengan kecanggihan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan dengan cepat.

“Orangtua membelikan berbagai jenis buku, membiasakan sejak kecil sekalipun belum bisa baca tetapi orangtua bisa membacakan seperti mendongeng. Kadang saya membacakan buku di depan anak-anak biar mereka tahu ada kebiasaan membaca,” terangnya.

Penerima beasiswa pengembangan IFLA/OCLC Jay Jordan Fellow 2018 Amerika Serikat tersebut juga menekankan anak-anaknya untuk mengenal dan rutin pergi ke perpustakaan.

Membiasakan berkunjung atau membaca buku di perpustakaan lalu membuat rangkuman hasil bacaan untuk melatih kognitif anak.

“Kalau rutin dapat hadiah. Enggak mewah, alat tulis atau apa tapi anak-anak itu semangat dan itu sampai sekarang konsisten. Kadang di rumah saya sama istri saya gantian membaca buku,” jelasnya.

Sebagai orangtua milenial, ia juga menyadari bahwa generasi sekarang harus mengikuti perkembangan teknologi yang serba cepat. Untuk itu, ia juga tak memisahkan dunia digital.

“Kami juga mengenalkan teknologi misal setiap hari Jumat saya punya komitmen ngajarin anak kalau belajar pakai laptop tapi bukan untuk yang lain melainkan untuk menulis. Jadi bagaimana turn on laptop, terus memproses mouse, bagaimana buka aplikasinya terus mereka nulis,” ujarnya.

Candra juga tak melarang anaknya untuk menonton video melalui Youtube atau aplikasi lainnya. Namun, yang ia lakukan adalah memberlakukan pembatasan penggunaan dan pengawasan.

“Tapi kalau mau pegang Hp, tab, laptop tetap harus ada pengawasan orangtua. Kalau lihat Youtube atau TV harus ada batasan 30 menit sampai 1 jam,” bebernya.

Baginya, membaca dan menulis adalah bentuk menjawab dan memahami segala pertanyaan yang ada. Terutama di masa pertumbuhan anak-anak yang aktif dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.

“Kadang kalau lagi di luar terus ada tulisan, saya sering meminta mereka untuk mengeja dan membaca misal nomor pelat kendaraan atau apapun yang dilihat,” ucapnya.

Dengan membeli lalu membaca buku, seseorang telah melakukan investasi jangka panjang membentuk diri yang cerdas dan mempersiapkan generasi maju.

“Kita lihat beli internet Rp 100.000 ringan banget tapi kalau untuk beli buku rasanya berat. Tapi mau gimana lagi, buku untuk investasi,” tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Surabaya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau