Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Bus Sekolah Viral dari Tuban karena Desainnya

Kompas.com - 24/07/2025, 11:03 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Bus sekolah biasanya identik dengan kendaraan kuning sederhana. Tapi lain halnya dengan ‘Si Mas Ganteng’, bus sekolah yang viral dari Kabupaten Tuban.

Armada ini langsung mencuri perhatian karena desainnya dan juga membawa misi sosial: menyediakan transportasi gratis, aman, dan ramah difabel untuk pelajar di berbagai kecamatan.

Apa saja fakta menarik di balik viralnya bus sekolah ini? Berikut tujuh poin yang menarik untuk disimak, dilansir dari laman Kompas.com dan Pemerintah Kabupaten Tuban.

Baca juga:

Diluncurkan Resmi pada Februari 2024

Peluncuran 'Si Mas Ganteng' dilakukan pada Selasa, 6 Februari 2024, di halaman Kantor Pemkab Tuban. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky.

Ia menyebut peluncuran ini sebagai jawaban dari keresahan masyarakat, khususnya orangtua siswa yang kesulitan menyediakan akses transportasi ke sekolah.

Ilustrasi bus sekolah gratis di tuban bernama si mas ganteng.DOK.suryatravel.tribunnews.com Ilustrasi bus sekolah gratis di tuban bernama si mas ganteng.

Bus Sekolah Gratis untuk Semua Pelajar

'Si Mas Ganteng' merupakan bagian dari program transportasi gratis untuk pelajar di Tuban. Semua siswa, baik dari sekolah negeri maupun swasta, berhak memanfaatkannya.

Tujuannya tak hanya memudahkan akses pendidikan, tetapi juga mengurangi beban biaya transportasi harian para orangtua.

Desainnya Disebut Mirip Bus Luar Negeri

Bukan tanpa alasan 'Si Mas Ganteng' viral. Tampilannya yang sleek, bersih, dan modern membuat banyak warganet mengira ini adalah armada dari negara maju.

Tak sedikit yang menyebut bus ini mirip seperti yang biasa terlihat di Amerika atau Eropa. Warna-warna cerah dan desain interiornya pun disebut lebih nyaman dibanding angkutan pelajar pada umumnya.

Ramah Difabel dan Aksesibel

Keistimewaan lain dari 'Si Mas Ganteng' adalah fasilitas inklusif untuk penyandang disabilitas.

Bupati Aditya menekankan bahwa armada ini dirancang untuk semua kalangan pelajar, termasuk yang menggunakan kursi roda atau memiliki kebutuhan khusus.

"Untuk teman-teman difabel, yang pakai kursi roda atau penyandang disabilitas lainnya bisa memanfaatkan transportasi ini," ujarnya.

Jam Operasional dan Kapasitas Bus

Armada ini mulai beroperasi sejak pagi hari, pukul 05.00 hingga 07.00 WIB, untuk mengantar siswa ke sekolah. Kapasitas bus mencapai 40–50 penumpang, dengan 20–23 kursi duduk tersedia.

Jam operasional sore untuk perjalanan pulang biasanya menyesuaikan jadwal sekolah masing-masing rute.

Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky meluncurkan program transportasi gratis bagi pelajar dengan melepas 10 unit bus sekolah di halaman Kantor Pemkab Tuban, Selasa (6/2/2024).KOMPAS.COM/HAMIM Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky meluncurkan program transportasi gratis bagi pelajar dengan melepas 10 unit bus sekolah di halaman Kantor Pemkab Tuban, Selasa (6/2/2024).

Menelan Anggaran Rp 13 Miliar

Program ini didanai dari APBD Tuban tahun 2024, dengan total anggaran Rp 13 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan armada, pelatihan sopir, serta pengembangan sistem pelacakan rute. Ke depannya, Pemkab Tuban juga berencana menambah halte dan fitur digital pendukung lainnya.

Menjangkau 10 Rute di Berbagai Kecamatan

Saat ini, ‘Si Mas Ganteng’ melayani 10 rute yang tersebar dari pusat kota hingga pelosok kecamatan. Rutenya mencakup Tuban Kota, Jatirogo – Kenduruan, Senori – Bangilan – Singgahan, Widang – Tuban, serta Grabagan – Rengel.

Armada ini dirancang agar pelajar dari daerah yang sebelumnya sulit terjangkau, bisa merasakan fasilitas transportasi yang layak dan aman.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Travel News
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Travel News
Hari Ini, Tiket Masuk TMII Cuma Rp 26.250
Hari Ini, Tiket Masuk TMII Cuma Rp 26.250
Travel News
Benda Berbahaya Ini Ternyata Sering Kita Bawa di Pesawat
Benda Berbahaya Ini Ternyata Sering Kita Bawa di Pesawat
Travel News
Unik! Desa Nagoro di Jepang Dipenuhi Boneka, Warganya Tinggal Sedikit
Unik! Desa Nagoro di Jepang Dipenuhi Boneka, Warganya Tinggal Sedikit
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau