KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi dampak besar akibat shutdown pemerintahan yang sudah berlangsung sejak 1 Oktober 2025.
Ribuan penerbangan delay, antrean keamanan mengular di berbagai bandara Amerika, sementara puluhan ribu petugas tetap bekerja tanpa gaji.
Situasi ini menciptakan tekanan besar terhadap sektor transportasi udara yang melayani jutaan penumpang setiap hari.
Baca juga: 7 Tempat Wisata yang Tutup Imbas Pemerintah AS Shutdown, Termasuk Museum Terkenal!
Dalam pernyataannya, The Transportation Security Administration (TSA) atau Badan Keamanan Transportasi menyebut sekitar 2,5 juta penumpang harus melalui proses pemeriksaan setiap hari.
“Kami mohon kesabaran para penumpang selama masa sulit ini,” jelas juru bicara TSA seperti dikutip dari Travel and Leisure.
Baca juga: Pemerintah AS Shutdown, Ini Dampaknya terhadap Penerbangan hingga Wisata
Pemerintah AS yang mengalami shutdown sudah berlangsung selama satu pekan dan membuat sebagian besar petugas bandara harus bekerja meski tanpa gaji.
Melansir Reuters, sekitar 13.000 pengatur lalu lintas udara dan 50.000 petugas TSA wajib masuk tanpa digaji.
Mereka bahkan diperkirakan melewatkan gaji pada 14 Oktober 2025 jika shutdown masih berlanjut.
Menteri Perhubungan Sean Duffy menyebutkan bahwa beberapa area seperti staf lalu lintas udara telah memangkas 50 persen petugas sejak awal shutdown.
Tak sedikit petugas yang khawatir tentang apakah mereka akan mendapatkan gaji atau tidak, serta mencari pekerjaan sampingan di kondisi ini.
Baca juga: Roller Coaster Tertinggi, Tercepat, dan Terpanjang di Dunia akan Dibuka di AS Tahun 2026
Keterbatasan staf lalu lintas udara menyebabkan sejumlah penerbangan di berbagai bandara seperti Newark, Phoenix, Denver, Las Vegas, dan Burbank terdampak.
Situs pelacak penerbangan FlightAware pada Selasa (7/10) sore memaparkan bahwa terdapat lebih dari 1.300 penerbangan tertunda dan sekitar 30 penerbangan dibatalkan di seluruh Amerika Serikat.
Sehari sebelumnya, lebih dari 6.100 penerbangan mengalami penundaan, termasuk 23 persen penerbangan keluar dari Burbank.
Banyak maskapai besar seperti United Airlines, Delta, American Airlines, dan Southwest Airlines memperingatkan potensi gangguan jangka panjang jika situasi tak kunjung membaik.
Baca juga: Cerita Turis AS Gagal Liburan ke Bali karena Halaman Paspornya Penuh
Shutdown yang terjadi di AS bukan hanya masalah politik, tetapi juga berdampak langsung pada jutaan pelancong dan pekerja bandara yang bergantung pada sistem transportasi udara setiap harinya.
Baca juga: Pasar Wisata Kebugaran 10 Triliun Dollar AS, Indonesia Bidik Investasi Korsel
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang