Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Sekolah Rakyat Afghan, Sejak Kecil Ditinggal Orangtua dan Putus Sekolah 2 Tahun

Kompas.com - 02/10/2025, 19:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Afghan Jasca tak pernah menyerah untuk menggapai masa depan. Walau sudah berusia 15 tahun, ia tidak ragu lanjut sekolah setara SMP.

Afghan kini melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 9 Kota Bandung, dia dapat kembali melanjutkan pendidikan sebagai jalan meraih cita-citanya.

Afghan ingin membalas kebaikan ibunya. Sosok ibu itu bukan ibu kandungnya, tetapi tetangga yang sudah merawat ia sejak kecil.

Ditinggal orangtua dan putus sekolah 2 tahun

“Ingin bilang terima kasih, ingin jadi pengusaha sukses biar bisa balas jasa ibu (panggilan kepada yang mengurus Afghan sejak kecil),” kata Afghan dengan wajah tertunduk saat ditemui di sela aktivitas sekolahnya, dilansir dari laman Kemensos, Kamis (2/10/2025).

Sejak kecil Afghan kehilangan peran dari orangtua. Menurut penuturannya, Afghan sebenarnya memiliki kakak dan dua adik, namun ia tidak pernah ingat wajah kakak bahkan ayahnya.

Baca juga: Kisah Dzaky, Tempuh 56 Kilometer ke Sekolah Rakyat demi Bantu Ibunya yang Jadi Ortu Tunggal

Sempat putus sekolah 2 tahun

Tidak ada peran orangtua, Afghan mendapat uluran kasih dari tetangganya yang ia panggil ibu. Bahkan ibu yang beberapa kali menghubungi Afghan untuk menanyakan kabarnya di sekolah.

Afghan terbiasa hidup dengan keterbatasan. Ia bahkan sempat putus sekolah selama dua tahun karena terhambat biaya.

Menurutnya, jika tidak ada Sekolah Rakyat mungkin ia tidak bisa melanjutkan kembali pendidikannya yang sempat tertunda.

“Diajak oleh pendamping PKH, bu Sri namanya, dan saya mau untuk sekolah lagi,” tuturnya.

Baca juga: Cerita Sifan, Hampir Jadi Juru Parkir jika Gagal Masuk Sekolah Rakyat

Sempat kesulitan bangun pagi

Afghan juga menceritakan kesehariannya selama di Sekolah Rakyat dalam tiga bulan ini. Awalnya ia sempat kesulitan untuk bangun pagi, namun saat ini ia sangat senang berada di Sekolah Rakyat.

“Senang di sini, makan juga setiap hari, dulu makan tidak nentu, bahkan pernah sama sekali tidak makan,” ujarnya.

Remaja berusia 15 tahun ini juga menceritakan bahwa ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler boxing yang ada di sekolah.

“Suka boxing, dulu pernah diajari oleh teman,” katanya.

Ilustrasi Sekolah RakyatKOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG Ilustrasi Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat tumbuhkan semangat raih masa depan

Afghan menambahkan, Sekolah Rakyat membawa Afghan kembali menemukan semangatnya untuk meraih masa depan.

Ia juga lebih memiliki tujuan. Ia bangun pagi, sholat berjamaah, belajar, dan menyalurkan minat bakatnya.

Baca juga: Cerita Naisila, Murid Sekolah Rakyat Indramayu, Bisa Belajar Lagi Setelah 3 Tahun

Bagi Afghan, Sekolah Rakyat bukan hanya tempat untuk meraih pendidikan namun menjadi tempat pulang dan penuh dengan kasih sayang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau