Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Windy, Pagi Kuliah Hukum di PTN, Malam Jualan Jagung Bakar

Kompas.com - 23/10/2025, 19:10 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suasana malam di Kota Ambon, selalu ramai tak pernah sepi. Dari salah satu sudut keramaian, ada hembusan asap dari gerobak sederhana yang tinggi dan membawa harapan bagi pemiliknya.

Dialah Windy Syalwa Mutmainna, mahasiswi penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah), yang kini menuntut ilmu di Fakultas Hukum, Universitas Pattimura, Maluku.

Pagi hari ia menyimak hukum pidana dan perdata di bangku kuliah, namun saat malam tiba, ia beralih peran menjadi penjual jagung bakar.

Tangannya yang cekatan mengipasi bara api, adalah tangan yang kelak ingin memegang palu keadilan. Mimpinya adalah menjadi hakim, jaksa, atau pengacara ternama.

Baca juga: Beasiswa untuk Siswa SMP, Dapat Biaya Sekolah Penuh dan Uang Saku

Punya cita-cita jadi hakim atau jaksa

Kisahnya adalah nyanyian tentang ketekunan, mimpi besar, dan pengorbanan yang tak terucapkan demi mengubah nasib, seakan membuktikan bahwa kesulitan ekonomi hanyalah jeda, bukan akhir dari sebuah impian.

Wajah Windy terlihat lelah, namun sepasang matanya selalu memancarkan tekad yang membara. Sejak mentari terbit hingga menjelang senja, ia adalah mahasiswi hukum yang rajin.

“Saya ingin menjadi Hakim atau Jaksa. Bukan sekadar mengejar jabatan, tapi karena saya tahu betul bagaimana rasanya ketidakadilan dan keterbatasan. Saya juga ingin memberantas korupsi,” ujarnya bersemangat, sambil sesekali mengoleskan mentega ke jagung yang siap dibakar, dilansir dari laman Kemendikti saintek, Kamis (23/10/2025).

Gerobak jagung bakar itu adalah saksi bisu perjuangan Windy. Ia memulai shift malamnya tepat setelah kuliah usai.

Baca juga: Benarkah Uang Saku Peserta Magang Nasional Cair Setiap Tiga Bulan?

Semangat gelar dagangan

Dengan modal seadanya dan semangat yang tak terbatas, ia menggelar dagangannya di sudut jalan yang ramai.

Uang hasil dagangan bukan hanya untuk biaya hidup sehari-hari berkuliah, tetapi juga untuk membantu keluarganya, yang menggantungkan harapan padanya.

Dia mengungkapkan, pada pukul 08.00 mengikuti kuliah online. Kemudian dari pukul 11.00 sampai 14.00 free.

Biasanya digunakan untuk persiapan dagang jagung bakar seperti menyiapkan bumbu untuk jagung bakar dan kebutuhan dagangan jasuke (jagung susu keju).

"Jam 4 kuliah offline biasanya selesainya jam setengah 6 atau setengah 7. Pulang, tidak ganti baju langsung bantu jualan,” tutur Windy sembari menyeka air matanya.

Ia mengaku kerap berjualan hingga hari berganti. Saat berjualan itupun, sesekali ia membuka buku dan catatan perkuliahannya.

Ilustrasi perguruan tinggi. jenis-jenis perguruan tinggi.Shutterstock Ilustrasi perguruan tinggi. jenis-jenis perguruan tinggi.

Nyaris tak bisa kuliah

Lahir di Ambon, sedari SMP, Windy dan kedua orangtuanya tinggal dengan menyewa dua kamar kos untuk ditinggali Windy dan orangtuanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau