Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Orangtua Mendidik Theodore, Anak Usia 7 Tahun Punya IQ 154 dan Ikut Kuliah di NTU

Kompas.com - 30/10/2025, 15:27 WIB
Davina Keisha Salsabila,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di usia tujuh tahun, ketika sebagian anak seusianya baru belajar mengenal pecahan dan tabel perkalian, Theodore Kwan sudah duduk di bangku kuliah Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

Ia menjadi mahasiswa termuda dalam sejarah universitas tersebut, mengikuti perkuliahan kimia bersama mahasiswa sarjana.

Keberhasilan luar biasa itu bukan semata karena kecerdasan tinggi yang dimiliki Theodore, melainkan juga karena peran keluarga dan cara didik orangtua yang menumbuhkan rasa ingin tahu sejak dini.

Dibimbing dengan kesabaran, dukungan emosional, dan pendekatan belajar fleksibel di rumah, Theodore tumbuh menjadi anak dengan kecintaan mendalam terhadap sains.

Baca juga: Sosok Theodore, Usia 7 Tahun Punya IQ 154 dan Ikut Kuliah Kelas Kimia di NTU

Dilansir dari The Straits Times, Kamis (30/10/2025), Theodore memiliki IQ 154 dan minat alami pada struktur, pola, serta penyebab di balik hal-hal sederhana.

Rasa ingin tahunya pada sains bermula dari pertanyaan polos tentang bahan dasar mainan yang kemudian berkembang menjadi keinginan memahami molekul dan atom.

Latar belakang keluarga akademis

Theodore lahir di Singapura pada 2017 dari pasangan Crystal Tang (34 tahun) dan Kwan Jung Hong (44 tahun).

Sang ibu saat ini merupakan mahasiswa doktoral di bidang kedokteran di NTU, sementara sang ayah menjalankan usaha kecil di bidang lokal.

Meski berasal dari keluarga akademisi, orangtuanya tidak pernah menekan Theodore untuk belajar secara berlebihan.

Mereka justru mengamati kecenderungan alami anaknya yang gemar bereksperimen dan mencari tahu sesuatu secara mendalam.

“Dia akan bertanya kepada saya, ‘Mainan ini terbuat dari apa? Plastik? Lalu plastik itu terbuat dari apa?’ Dari situ saya mulai menjelaskan konsep atom,” ujar Crystal Tang dikutip dari The Straits Times.

Ayahnya, Kwan Jung Hong, menyadari sejak dini bahwa anaknya memiliki pola pikir logis.

Ia sering memperhatikan bagaimana Theodore mengelompokkan mainan berdasarkan warna, ukuran, atau jumlah, hingga mampu membuat perbandingan kompleks.

Baca juga: Tidak Ada Jalan Pintas Menuju Prestasi, Jejak Dua Siswa Kesatuan Bangsa di Olimpiade Sains Internasional

Homeschooling dan Cara Didik yang Fleksibel

Mengetahui bahwa sekolah konvensional tak dapat mengimbangi kecepatan belajar Theodore, kedua orangtuanya memilih untuk menerapkan homeschooling.

Crystal bertindak sebagai pengajar utama di rumah, sementara Kwan berperan mendukung dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan penuh eksplorasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau