Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tank Israel Terus Menyerang Gaza, 22 Orang Tewas

Kompas.com - 22/08/2024, 18:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Meski Presiden AS Joe Biden menekan PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tetapi tank-tank Israel terus maju lebih dalam ke Gaza tengah.

Bahkan pada Kamis (22/8/2024), pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa serangan tank tersebut telah menewaskan sedikitnya 22 orang.

Diketahui, perundingan berbulan-bulan mengenai gencatan senjata belum menemukan titik temu. Sebab, Israel dan Hamas tetap teguh pada tuntutannya masing-masing.

Baca juga: Perawat Gaza Sedih, Serangan Israel Tewaskan Keluarganya Termasuk Anak Kembar 4

Sebagaimana diberitakan Reuters, di kota Beit Lahiya di Gaza utara, serangan terhadap sebuah rumah menewaskan 11 orang.

Sementara serangan lainnya menewaskan enam orang, termasuk seorang jurnalis lokal, di sebuah rumah di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah. Lima orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di wilayah selatan.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah mengintensifkan operasi mereka di Deir Al-Balah, di Gaza tengah, dan Khan Younis, di selatan, membongkar puluhan bangunan militer, menemukan roket, dan membunuh kelompok bersenjata, selama 24 jam terakhir.

Dikatakan bahwa pasukan Israel menewaskan 50 anggota kelompok bersenjata di wilayah Rafah, di ujung selatan wilayah kantong tersebut, dalam satu hari terakhir.

Di kota Deir Al-Balah di Gaza tengah, yang menampung sekitar 1 juta penduduk dan pengungsi Palestina, penduduk mengatakan tank-tank bergerak maju lebih jauh dari timur dan memblokir beberapa jalan yang menghubungkan kota itu dengan Khan Younis di selatan.

Baca juga: Biden Telepon Netanyahu, Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza

Tank-tank Israel juga bergerak ke arah barat, di daerah Al-Karara dan Hamad di Khan Younis.

Mereka mendorong lebih banyak keluarga keluar dari tempat perlindungan dan tenda mereka, terkadang di bawah tembakan keras dari tank dan drone.

"Tadi malam drone mulai menembaki tenda, kami merunduk, mungkin berjam-jam, lalu suara tank semakin keras saat mereka mendekat, jadi kami memutuskan untuk lari," ujar Imad Al-Ghalayeeni (48).

"Kami lima keluarga, 48 orang lari ke pantai, ada yang tidur di jalan, ada yang tidur di darat, hanya di pasir tanpa tenda, tanpa selimut atau kasur dan bisa dibayangkan betapa ketakutannya anak-anak dan perempuan," tuturnya.

Menurut dia, pembicaraan atau perundingan hanya membuang-buang waktu saja. Bahkan warga Gaza menilai bahwa Netanyahu tetap akan melanjutkan tujuannya.

Sebelumnya, percakapan telepon antara Biden dan Netanyahu pada Rabu malam dilakukan menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke wilayah tersebut yang berakhir pada Selasa tanpa menghasilkan terobosan.

Hamas menginginkan kesepakatan yang mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan sandera Israel dan warga asing di Gaza sebagai imbalan atas kebebasan banyak warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Baca juga: Seorang Jurnalis Gaza Tewas Terkena Tembakan Israel, 2 Lainnya Terluka

Mereka menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Netanyahu mengatakan perang hanya akan berakhir setelah Hamas dikalahkan, dan gencatan senjata yang memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan hanya akan menjadi jeda sementara.

Selain itu, Israel juga tetap menjadikan kelompok Hamas sebagai ancaman.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau