DAMASKUS, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, sebanyak 340 warga sipil Alawi terbunuh oleh pasukan keamanan Suriah dan sekutunya.
Demikian dilaporkan Pemantau Perang Suriah pada Sabtu (8/3/2025). Warga itu terbunuh saat pihak berwenang bentrok dengan kelompok yang setia kepada mantan pemerintahan Bashar Al Assad.
Diketahui, memulihkan keamanan telah menjadi salah satu tugas paling rumit bagi otoritas baru Suriah, yang dibentuk setelah pasukan yang dipimpin Ahmed Al Sharaa menggulingkan Assad dalam serangan kilat pada Desember 2024.
Baca juga: Puluhan Orang Tewas Dalam Bentrokan Antara Pasukan Suriah dan Pendukung Setia Assad
Otoritas yang baru itu menghadapi serangan paling ganas dari anggota minoritas Alawi klan Assad.
Serta telah meluncurkan operasi balasan besar-besaran di jantung kelompok etnis tersebut di Mediterania yang dipicu oleh bentrokan mematikan pada Kamis.
Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pada Sabtu bahwa 340 warga sipil Alawi terbunuh di wilayah pesisir oleh pasukan keamanan dan kelompok sekutu sejak saat itu.
Observatory mengindikasikan mereka tewas dalam "eksekusi" yang dilakukan oleh personel keamanan atau pejuang pro-pemerintah dan disertai dengan penjarahan rumah dan harta benda.
Kematian warga sipil tersebut membuat jumlah korban keseluruhan menjadi 553 orang, termasuk 93 anggota pasukan keamanan pemerintah baru dan 120 orang yang pro-Assad.
Kantor berita negara, SANA melaporkan Sabtu pagi, sisa-sisa rezim yang digulingkan telah melancarkan serangan terhadap rumah sakit nasional di kota pesisir Latakia dan pasukan keamanan umum menangkis serangan tersebut.
Baca juga: Di Bawah Pemerintahan Assad, 1.000 Warga Suriah Tewas di Penjara Bandara
Dalam pidatonya pada Jumat, Presiden sementara Suriah Ahmed Al Sharaa mendesak para pemberontak untuk meletakkan senjata dan menyerah sebelum terlambat.
Kekuatan Barat dan negara-negara tetangga Suriah telah menekankan perlunya persatuan di Suriah baru.
Diketahui, Suriah juga tengah mencari dana untuk membangun kembali negara yang porak-poranda akibat perang saudara selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan Assad.
Observatory yang berpusat di Inggris telah melaporkan beberapa pembantaian dalam beberapa hari terakhir, termasuk wanita dan anak-anak di antara yang tewas.
"Sebagian besar korban dieksekusi secara sepihak oleh elemen-elemen yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri," kata kelompok hak asasi manusia itu pada Jumat.
Observatorium dan aktivis merilis rekaman yang memperlihatkan puluhan mayat berpakaian sipil ditumpuk di luar sebuah rumah, dengan bercak darah di dekatnya.
Video-video lain memperlihatkan pria-pria berpakaian militer menembaki orang-orang dari jarak dekat.
Baca juga: Jet Tempur Israel Serang Depot Senjata Hamas di Suriah
Meski demikian, AFP tidak dapat memverifikasi gambar-gambar itu secara independen.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini