Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ija Suntana
Dosen

Pengajar pada Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Antara Duterte dan Netanyahu

Kompas.com - 13/03/2025, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BENAR-benar nahas nasib Rodrigo Duterte, mantan Presiden Filipina. Duterte ditangkap oleh polisi negaranya sendiri dan langsung diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk diserahkan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Duterte dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan karena membuat kebijakan perang terhadap kejahatan narkoba di negaranya dengan tangan besi dan mengeksekusi ribuan pelaku tanpa proses pengadilan.

Kebijakannya disorot dan dinilai oleh dunia internasional sebagai pembantaian sistematis terhadap rakyatnya sendiri.

Tak hanya Duterte yang berurusan dengan ICC atas kejahatan kemanusiaan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dinyatakan bertanggung jawab atas serangan brutal terhadap warga sipil di Gaza, Palestina.

Baca juga: Berjuluk Trump dari Asia, Kenapa Rodrigo Duterte Bisa Cepat Ditangkap?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat melakukan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio di Yerusalem, Minggu (16/2/2025).AFP/OHAD ZWIGENBERG Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat melakukan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio di Yerusalem, Minggu (16/2/2025).
Bedanya, Netanyahu masih menjabat sebagai PM Israel dan memiliki perisai internasional, sementara Duterte telah lengser dari kekuasaan dan tidak memiliki perisai internasional.

Perbedaan antara Duterte dengan Netanyahu tidak hanya mencerminkan dua pemimpin dengan latar belakang berbeda, tetapi juga memperlihatkan ketimpangan nyata dalam sistem keadilan internasional.

Pada saat masih memimpin Filipina, Duterte memiliki hubungan cukup dekat dengan Amerika Serikat. Namun, sayangnya Filipina tidak diperhitungkan sebagai pilar utama kepentingan geopolitik Amerika Serikat.

Begitu Duterte lengser dan pengaruh politiknya melemah, ia tidak punya “bodyguard”.

Adapun Netanyahu, yang berstatus sebagai buronan ICC atas kejahatan perang, tetap bertahan. Israel, sekalipun negara kecil di Timur Tengah, adalah sekutu strategis bagi Amerika Serikat.

Israel selalu mendapat dukungan finansial serta militer dalam jumlah yang tidak pernah didapatkan oleh Filipina, bahkan oleh negara manapun selain Israel.

Walaupun seabrek resolusi PBB mengutuk Netanyahu, tetapi ia tetap kebal, karena ada beking super di belakangnya.

Amerika Serikat bukan sekadar melindungi Netanyahu, tetapi aktif menghambat segala upaya untuk menuntutnya secara hukum.

Ketika ICC mulai menyelidiki Israel atas dugaan kejahatan perang, Gedung Putih mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap hakim dan jaksa yang berani melanjutkan kasus ini.

Adapun Duterte dibiarkan tanpa perlindungan saat ICC menyentuhnya.

Baca juga: Menangkap Netanyahu?

Lemah daya tawar

Duterte pernah menjadi sekutu AS, namun juga “bermain mata” dengan Rusia dan China. Selain itu, Duterte bukan sosok yang sangat berpengaruh dan tak tergantikan dalam kepentingan geopolitik.

Halaman:

Terkini Lainnya
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Ada Apa di Los Angeles? Penggerebekan Imigran Berujung Ricuh
Global
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Gempa di Kolombia M 6,3 Bikin Warga Bogota Berhamburan ke Jalan
Global
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Iran Klaim Dapatkan Ribuan Dokumen Intelijen Israel soal Nuklir dan Pertahanan
Global
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Ketegangan di Los Angeles, Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional
Global
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Nenek Usia 88 di AS Akhirnya Raih Ijazah Universitas yang Tertunda Selama 60 Tahun
Global
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Global
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Global
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Kolombia Buru Dalang Penembakan Miguel Uribe, Ada Hadiah Rp 11,8 Miliar
Global
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Ibu Miguel Uribe Pernah Jadi Korban Kartel Narkoba Kolombia
Global
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Kapal yang Bawa Greta Thunberg ke Gaza Hampir Tiba, Israel Siap Mencegat
Global
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye Kini Kritis, Pelaku Diduga di Bawah Umur
Global
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi 'Pahlawan'
Rela Digigit Ular 200 Kali untuk Perkuat Antibodi, Pria Ini Jadi "Pahlawan"
Global
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Anaknya Pamer Hidup Mewah, PM Mongolia Mundur dari Jabatan
Global
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Minim Penduduk, Kota di Jerman Tawarkan Penginapan Gratis untuk Gaet warga Baru
Global
Elon Musk Setuju Trump Dimakzulkan, Usulkan JD Vance Jadi Pengganti
Elon Musk Setuju Trump Dimakzulkan, Usulkan JD Vance Jadi Pengganti
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau