KYIV, KOMPAS.com - Jelang perundingan gencatan senjata, sebuah drone Rusia menewaskan satu keluarga di Ukraina selatan, Jumat (21/3/2025) malam.
Gubernur Zaporizhzhia Ivan Fedorov di Telegram pada Sabtu (22/3/2025) mengatakan, satu keluarga yang terdiri dari tiga orang itu tewas terkena serangan drone Rusia.
Serangan itu terjadi dua hari menjelang delegasi Rusia dan Ukraina akan mengadakan perundingan terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada Senin besok.
Baca juga: Zelensky: Rusia Tolak Gencatan Senjata dan Serang RS di Ukraina
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, mereka berharap untuk mengamankan setidaknya gencatan senjata sebagian guna menghentikan serangan udara dan laut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran gabungan AS-Ukraina untuk gencatan senjata yang lengkap dan tanpa syarat.
Putin mengusulkan untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi dan mengatakan, ia telah memberikan perintah yang sesuai kepada tentaranya.
Diketahui, Rusia menembakkan 179 drone ke Ukraina dalam rentetan serangan terbarunya pada malam hari, kata Angkatan Udara Ukraina pada Sabtu.
Di kota selatan Zaporizhzhia, seluruh keluarga, termasuk seorang gadis remaja, tewas ketika sebuah drone menabrak rumah mereka pada Jumat malam.
"Mayat anak perempuan dan ayahnya dikeluarkan dari reruntuhan. Para dokter berjuang menyelamatkan nyawa sang ibu selama lebih dari 10 jam, tetapi sayangnya, mereka gagal menyelamatkannya," terang Ivan Fedorov di Telegram.
"Rusia sekali lagi melanggar gencatan senjata dan membunuh seorang anak berusia 14 tahun di Zaporizhzhia dengan sebuah Shahed," kata Kepala Staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, mengacu pada drone peledak gaya Iran yang telah dikerahkan Moskwa selama perang.
Baca juga: Menlu AS-Rusia Bahas Kelanjutan Negosiasi Gencatan Senjata Ukraina
Serangan terhadap Zaporizhzhia melukai 12 orang, termasuk bayi berusia sembilan bulan, kata pejabat Ukraina.
Meski demikian, Ukraina juga menargetkan Rusia dengan serangan pesawat tanpa awak atau drone semalam.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini