Penulis: Stephen Dziedzic dan Bill Birtles/ABC
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia sempat berusaha keras untuk mengonfirmasi apakah Rusia tengah berupaya menempatkan pesawat jarak jauhnya di Indonesia.
Situs web militer Amerika Serikat bernama 'Janes' melaporkan jika Rusia sudah mengajukan permintaan resmi untuk menempatkan pesawat militernya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Provinsi Papua.
Pada Selasa (15/11/2024) malam, Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles mengatakan kepada ABC bahwa ia telah berkomunikasi dengan Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Indonesia Perkuat Pasar Kopi di Australia lewat Melbourne International Coffee Expo 2025
"Saya telah berbicara dengan mitra saya, Sjafrie Sjamsoeddin, menteri pertahanan, dan ia telah mengatakan kepada saya dengan sejelas-jelasnya, laporan tentang prospek pesawat Rusia yang beroperasi dari Indonesia sama sekali tidak benar," katanya.
ABC telah diberi tahu bahwa Menteri Pertahanan Indonesia mengatakan kepada Richard, ia belum menerima permintaan Rusia untuk mengakses pangkalan tersebut meskipun ini tidak menutup kemungkinan bahwa permintaan tersebut diajukan pada tingkat yang lebih rendah.
Pada 2017, Rusia pernah menerbangkan dua pesawat pengebom berkemampuan nuklir dalam misi patroli dari pangkalan tersebut yang tampaknya merupakan latihan pengumpulan intelijen.
Kemungkinan penempatan pesawat militer Rusia yang jaraknya begitu dekat dengan Australia akan menimbulkan kecemasan bagi Australia.
Pakar mengatakan Rusia juga dapat menggunakan pangkalan Indonesia untuk memantau fasilitas pertahanan Amerika Serikat di Pasifik Barat, termasuk di Guam.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan kepada wartawan jika pemerintah Australia tengah mencari informasi lebih lanjut dari pihak Indonesia.
"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan tersebut dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia tersebut," katanya.
Penny juga mengatakan Rusia adalah "kekuatan disruptif dan Presiden Putin ingin memainkan peran itu."
Menteri Pertahanan Richard Marles juga mengatakan Australia sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia terkait laporan tersebut, namun pemerintah Indonesia belum menanggapinya secara resmi.
Baca juga: Trump Usul Ambil Alih Jalur Gaza, PM Australia: Tetap pada Solusi Dua Negara
Seorang sumber di Jakarta mengatakan kecil kemungkinan Indonesia mengabulkan permintaan tersebut, dengan mengatakan hal itu akan membahayakan prinsip-prinsip kebijakan luar negerinya yang sudah lama berlaku.
Malcolm Davis dari Australian Strategic Policy Institute mengatakan kepada ABC jika Indonesia dapat menolak permintaan dari Rusia.