Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Ganja di California Digerebek, Warga Demo

Kompas.com - 11/07/2025, 11:03 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Reuters

CALIFORNIA, KOMPAS.com – Penggerebekan oleh agen imigrasi Amerika Serikat di dua lokasi pembibitan ganja legal di California selatan milik Glass House Farms memicu protes besar dari aktivis hak imigran dan pejabat setempat.

Operasi yang dilakukan bersama anggota Garda Nasional bersenjata lengkap pada Kamis (10/7/2025) itu disebut sebagai tindakan represif terhadap para pekerja pertanian yang didominasi imigran.

“Lokasi rumah kaca kami hari ini dikunjungi oleh pejabat ICE,” tulis pihak Glass House dalam pernyataan resmi di platform X.

Baca juga: Imigran Gelap di AS Mengamuk, Jebol Pusat Penahanan New Jersey

Dalam penggerebekan tersebut, sekitar 100 pekerja ditahan, yang disusul oleh bentrokan antara demonstran dan aparat penegak hukum.

Tayangan dari stasiun televisi setempat menunjukkan massa berteriak marah dan menghadang petugas federal yang mengenakan helm serta masker wajah, lengkap dengan pita kuning “TKP” melintang di jalan.

Seorang pria bahkan terekam melepaskan tembakan ke arah petugas saat aparat melemparkan granat asap untuk membubarkan kerumunan di Camarillo, seperti ditayangkan stasiun KABC-TV.

Di Carpinteria, anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Salud Carbajal, mengaku dicegah masuk ke lokasi saat mencoba menjalankan fungsi pengawasannya sebagai legislator. Ia kemudian diberi tahu oleh pihak perusahaan bahwa 10 pekerja ditangkap di tempat itu.

“Lebih dari 50 agen ICE ikut dalam operasi ini, dan mereka menggunakan peluru pengendali massa terhadap warga sipil dalam razia bergaya militer terhadap para buruh tani,” tulis Carbajal dalam unggahannya di X.

Sementara itu, dua anggota dewan kota dilaporkan ikut hadir di lokasi. Salah satunya terjatuh dan mengalami cedera lengan akibat bentrokan.

Sikap pemerintah AS yang berubah-ubah

Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS), induk dari ICE, membenarkan penggerebekan itu.

“Penegak hukum kami sedang melaksanakan surat perintah di fasilitas ganja. Petugas kami yang pemberani akan terus menegakkan hukum,” ujar juru bicara DHS lewat email.

Namun, tindakan ini menuai kritik karena bertentangan dengan pernyataan Presiden Donald Trump sebelumnya. Pada 14 Juni, Trump sempat memerintahkan ICE untuk menghentikan penindakan di lahan pertanian, namun kebijakan itu dibatalkan hanya beberapa hari kemudian.

Baca juga: Melunak, Trump Akan Izinkan Pekerja Migran Ilegal di Sektor Pertanian dan Perhotelan AS

Sebelumnya, Trump juga mengatakan bersedia membiarkan pekerja migran ilegal di sektor pertanian dan perhotelan tetap tinggal di Amerika Serikat.

Beberapa hari kemudian, Menteri Pertanian Brooke Rollins menyatakan tidak akan ada “amnesti” untuk buruh tani imigran.

Dampak terhadap sektor pertanian

Sekitar 50 persen buruh pertanian di AS diperkirakan berstatus tidak berdokumen, menurut data pemerintah.

Para pelaku industri pertanian memperingatkan bahwa deportasi massal dapat melumpuhkan rantai pasokan pangan nasional.

Sebelumnya, serangkaian penggerebekan di beberapa pertanian California pada Juni menyebabkan panen tertunda dan membuat para petani serta pekerja dilanda ketakutan.

Pengacara dari pihak pekerja mengatakan, penggerebekan kali ini merupakan lanjutan dari kunjungan ICE pada bulan Juni lalu di fasilitas yang sama.

"Mereka kembali hari ini, kali ini dengan pasukan militer," ujarnya kepada media lokal.

Baca juga: Trump Dorong Deportasi Mandiri untuk Migran Ilegal

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau