WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sidang investigasi terkait tabrakan antara helikopter Black Hawk dan pesawat penumpang American Airlines yang menewaskan 67 orang di Washington DC, Amerika Serikat, mengungkap adanya ketidaksesuaian data ketinggian pada heli militer AS.
Investigasi dilakukan oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), lembaga federal yang bertanggung jawab menyelidiki kecelakaan transportasi besar di "Negeri Paman Sam".
Sidang berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (30/7/2025) hingga Jumat (1/8/2025), dengan melibatkan para ahli, regulator, dan pengendali lalu lintas udara.
Baca juga: Heli Black Hawk yang Tabrak Pesawat American Airlines Sedang Latihan Misi Rahasia
Tidak ada korban selamat dalam kecelakaan ini, semua 67 orang di kedua armada tewas.
Pesawat penumpang itu diketahui berangkat dari Wichita, Kansas, dan sedang bersiap mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan, ketika bertabrakan dengan helikopter militer yang sedang menjalani latihan penerbangan.
Lokasi tabrakan American Airlines-Black Hawak hanya beberapa kilometer dari Gedung Putih.
Dalam penelusuran awal, NTSB melaporkan perbedaan pembacaan ketinggian pada helikopter berdasarkan data perekam penerbangan yang diumumkan pertama pada 14 Februari.
Sebagai bagian dari investigasi, pengujian dilakukan terhadap tiga unit helikopter Sikorsky Black Hawk tipe “Lima” dari batalion yang sama dengan helikopter yang kecelakaan.
Investigator NTSB, Marie Moler, menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara ketinggian yang ditampilkan oleh altimeter radar dan altimeter barometrik.
“Altimeter menunjukkan perbedaan antara 80 hingga 130 kaki (sekitar 24 hingga 40 meter) saat terbang, meskipun dalam lingkungan uji yang terkendali perbedaan itu hanya berkisar 20 hingga 55 kaki,” kata Moler dalam sidang, dikutip dari kantor berita AFP.
Ia menambahkan, “Setelah rotor helikopter mulai berputar dan menghasilkan daya angkat serta dorongan, pembacaan altimeter menurun secara signifikan dan tetap rendah selama penerbangan.”
Baca juga: Tabrakan American Airlines-Black Hawk Tewaskan 67 Orang, Semua Jenazah Ditemukan
“Saya sangat prihatin. Ada kemungkinan kru helikopter melihat informasi ketinggian yang berbeda dari kenyataan,” ujar Homendy.
“Dalam kasus ini, perbedaan 100 kaki (sekitar 30 meter) merupakan hal yang signifikan,” tambahnya.
Dalam sidang yang sama, terungkap bahwa wilayah Sungai Potomac—lokasi kecelakaan—memiliki batas ketinggian maksimum 200 kaki (sekitar 60 meter) untuk helikopter. Hal ini membuat kesalahan pembacaan ketinggian menjadi faktor krusial.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyalahkan kebijakan perekrutan berbasis keberagaman atas kecelakaan ini, meskipun hingga kini belum ditemukan bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
Spesialis pengendali lalu lintas udara dari Badan Penerbangan Federal (FAA), Clark Allen, menyatakan bahwa menara pengawas memiliki jumlah staf yang memadai saat kejadian terjadi pada malam hari.
Tabrakan American Airlines dengan Black Hawk ini merupakan insiden penerbangan komersial paling fatal di AS sejak 2009, ketika 49 orang tewas dalam kecelakaan pesawat di dekat Buffalo, New York.
Baca juga: Siapa yang Salah Tabrakan American Airlines dan Black Hawk?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini