Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Generasi Masa Depan, PM Singapura Ajak Orangtua Tak Beri "Screen Time" buat Anak

Kompas.com - 18/08/2025, 09:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura menyiapkan generasi muda dengan meminta orangtua tidak memberikan screen time pada anak.

"Negeri Singa" juga tengah mengkaji sejumlah langkah tambahan untuk membantu orangtua dan menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi anak-anak di tengah kekhawatiran meningkatnya kecanduan gawai pada generasi muda.

Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dalam pidato kenegaraan National Day Rally di ITE College Central Minggu (17/8/2025), sebagaimana dilansir The Straits Times.

Baca juga: Beda dengan Indonesia, Perekonomian Singapura Tumbuh 4,4 Persen 

Dia mengatakan, sejumlah negara telah mengesahkan undang-undang baru yang memperketat akses anak-anak ke media sosial maupun internet.

"Kami sedang mempelajari pengalaman mereka secara saksama untuk memahami apa yang benar-benar efektif. Dan kami akan mempertimbangkan apa lagi yang dapat kami lakukan untuk memperkuat keamanan daring bagi anak-anak," ujar Wong.

Ia menambahkan, kekhawatiran orangtua terhadap dampak teknologi terhadap anak sebenarnya bukan hal baru. 

"Setiap generasi mengkhawatirkan pengaruh negatif yang memengaruhi kaum muda mereka," ucapnya.

Namun, menurut Wong, tantangan yang dihadapi saat ini berbeda dengan masa lalu. 

Baca juga: Resep Singapura Berantas Korupsi Sampai Akar: Kemauan Politik dan Lembaga Kuat

Jika dahulu anak-anak sering diingatkan agar tidak terlalu lama menonton televisi, kini mereka terhubung ke dunia maya selama 24 jam lewat ponsel pintar.

"Semua orang selalu terhubung, dan selalu dapat dijangkau melalui ponsel mereka, 24/7. Jadi, jauh lebih sulit bagi orangtua untuk menetapkan batasan, atau bahkan mengetahui apa yang dilakukan anak-anak mereka," ucap Wong.

Wong mengingatkan bahwa keterlibatan berlebihan dalam dunia virtual dapat membuat anak kehilangan koneksi dengan dunia nyata. 

Kondisi itu berisiko menimbulkan isolasi sosial, paparan konten berbahaya, serta mengikis harga diri, perkembangan emosi, dan kesehatan mental.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya menemukan keseimbangan antara melindungi anak dari bahaya teknologi dan tetap membekali mereka agar dapat memanfaatkan manfaatnya.

Baca juga: Kasus Korupsi di Singapura: Miliarder Ong Beng Seng Mengaku Bersalah

Menurut Wong, upaya tersebut harus dimulai sejak dini. 

"Untuk bayi dan balita, sains sudah jelas, tidak boleh ada screen time sama sekali," tegasnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau