Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Putin Berambisi Mencaplok Donbass dari Ukraina?

Kompas.com - 19/08/2025, 10:34 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com — Dalam pertemuan di Alaska pekan lalu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadikan penguasaan penuh atas Donbass sebagai syarat utama untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Menurut sumber yang mengetahui jalannya pembicaraan, Putin meminta pasukan Ukraina menarik diri dari Donetsk dan Luhansk—dua wilayah yang membentuk Donbass—dengan imbalan gencatan senjata di garis depan lainnya.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

Baca juga: Warga Ukraina Takut, Trump Berencana Berikan Wilayah Donbass ke Rusia untuk Akhiri Perang

“Kami tidak akan meninggalkan Donbass. Kami tidak bisa melakukan itu,” tegas Zelenskyy kepada wartawan.

Survei terbaru dari Kyiv International Institute of Sociology juga menunjukkan sekitar 75 persen rakyat Ukraina menolak menyerahkan wilayah mereka kepada Rusia.

Alasan Putin menginginkan Donbass

Tentara Ukraina menaiki kendaraan lapis baja di jalan utama menuju Lysychansk di wilayah Donbass, Ukraina timur, pada 26 Juni 2022. Pasukan Rusia mencapai keberhasilan militer besar dalam perang Rusia vs Ukraina di timur pada 25 Juni 2022, dengan merebut Kota Severodonetsk setelah pertempuran sengit dan memasuki kota terdekat Lysychansk.AFP/BAGUS SARAGIH Tentara Ukraina menaiki kendaraan lapis baja di jalan utama menuju Lysychansk di wilayah Donbass, Ukraina timur, pada 26 Juni 2022. Pasukan Rusia mencapai keberhasilan militer besar dalam perang Rusia vs Ukraina di timur pada 25 Juni 2022, dengan merebut Kota Severodonetsk setelah pertempuran sengit dan memasuki kota terdekat Lysychansk.

Donbass, singkatan dari Donets Basin, adalah jantung industri Ukraina di bagian timur. Wilayah ini kaya batu bara, logam, dan lahan pertanian subur, serta menjadi pusat tambang dan pabrik baja yang pernah menopang ekonomi Uni Soviet.

Menurut Mark F Cancian, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies, faktor ekonomi tetap penting.

“Donbass sangat terindustrialisasi pada pertengahan abad ke-20, meski kemudian menjadi semacam Rust Belt setelah Perang Dingin,” ujarnya.

Ia menambahkan, wilayah itu juga memiliki sumber daya mineral dan lahan pertanian terbaik di dunia.

Selain ekonomi, nilai strategis Donbass juga besar. Wilayah ini memiliki akses ke Laut Hitam melalui pelabuhan Mariupol, sekaligus menjadi medan perang paling lama dalam konflik Rusia-Ukraina.

“Kedua pihak enggan menyerah di sana,” kata Erik Herron, pakar politik dari West Virginia University.

Namun, alasan terkuat mungkin bersifat simbolis. Donbass dihuni banyak penutur bahasa Rusia yang datang melalui migrasi besar-besaran era Soviet.

“Donbass berperan penting dalam mitologi sosialis Soviet, sebagai rumah bagi figur arketipe ‘manusia Soviet’,” jelas Alexander Motyl, ilmuwan politik di Rutgers University-Newark.

Putin kerap mengulang klaim tidak berdasar bahwa penutur bahasa Rusia di Donbass menghadapi diskriminasi bahkan “genosida” dari Kyiv.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau