WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron menyerukan kemungkinan peningkatan sanksi terhadap Rusia apabila upaya perdamaian dengan Ukraina gagal.
Hal itu ia sampaikan usai bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, Senin (18/8/2025).
“Presiden Trump yakin kita bisa mencapai kesepakatan dan yakin bahwa Presiden Putin juga menginginkan perjanjian damai,” ujar Macron kepada wartawan.
Baca juga: 4 Poin Utama Perundingan Ukraina di Washington, Zelensky Tebar Pesona
Meski begitu, Macron menegaskan, opsi sanksi tambahan tetap terbuka jika Rusia menolak melanjutkan proses diplomasi.
“Tetapi jika pada akhirnya proses ini ditolak, kami juga siap mengatakan bahwa kami perlu meningkatkan sanksi,” katanya, dikutip dari AFP pada Selasa (19/8/2025).
Macron menyinggung sanksi sekunder yang baru-baru ini dijatuhkan pemerintahan Trump terhadap India.
Negara tersebut muncul sebagai salah satu pembeli utama energi Rusia setelah negara-negara Barat memangkas impor akibat invasi Moskwa ke Ukraina. “Sanksi sekunder terhadap India telah memiliki banyak dampak,” ucap Macron.
Kunjungan Macron berlangsung di tengah dinamika diplomasi yang digerakkan Trump. Presiden AS itu sebelumnya mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berunding di Alaska.
Tiga hari kemudian, Trump juga memanggil Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih.
Baca juga: Hamas Terima Proposal Arab soal Gencatan Senjata di Gaza karena Korban Tewas Tembus 62.000 Jiwa
Namun, langkah Trump menuai sorotan setelah ia kembali menekan Ukraina agar menyerahkan sebagian wilayahnya. Sikap itu dinilai lebih berpihak pada Putin dibanding Zelensky, yang berulang kali menegaskan tekad mempertahankan seluruh wilayah yang direbut Rusia.
Menanggapi pertanyaan wartawan terkait kemungkinan adanya konsesi sebelum AS memberikan jaminan keamanan pada Ukraina, Macron menolak spekulasi tersebut. “Tidak, itu sama sekali tidak dibahas. Kita masih jauh dari itu,” tuturnya.
Macron juga menyebut, Trump bersama para pemimpin Eropa sepakat tidak akan ada pembatasan jumlah militer Ukraina dalam kesepakatan damai di masa mendatang.
Menurut dia, semua pemimpin yang hadir di Washington mendukung keberadaan tentara Ukraina yang kuat untuk menahan serangan Rusia.
Lebih lanjut, Macron mengungkapkan harapannya agar Rusia dan Ukraina segera melanjutkan kontak dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: Trump Akan Atur Pertemuan Puncak Putin-Zelensky
Ia bahkan membuka peluang digelarnya pertemuan puncak tiga pihak yang melibatkan Trump, Putin, dan Zelensky dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini