Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata dan Bebaskan Sandera Saat Israel Makin “Menggila”

Kompas.com - 19/08/2025, 07:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Reuters

KAIRO, KOMPAS.com - Pejabat Mesir mengatakan pada Senin (18/8/2025) bahwa Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata 60 hari dengan Israel sekaligus pembebasan sandera.

Melansir Reuters pada Selasa (19/8/2025), pejabat senior Hamas, Basem Naim, mengonfirmasi persetujuan kelompoknya terhadap proposal itu di Facebook.

Hamas mengatakan faksi Palestina lain juga memberi tahu mediator mengenai persetujuan mereka.

Baca juga: Demo Israel: Ribuan Warga Tolak Perang Gaza, Netanyahu Dicemooh

Di lain sisi, tidak ada tanggapan langsung dari Israel atas proposal ini, tetapi seorang pejabat Israel mengonfirmasi bahwa proposal tersebut telah diterima pihaknya.

Proposal ini diajukan oleh Mesir dan Qatar, berdasarkan kerangka yang sebelumnya disampaikan utusan AS, Steve Witkoff, pada Juni.

Proposal tersebut menguraikan kerangka kesepakatan komprehensif yang memungkinkan penghentian operasi militer Israel selama 60 hari, sekaligus membuka jalur pembebasan sandera dan tahanan.

Seorang sumber yang mengetahui negosiasi mengatakan, proposal terbaru ini mirip dengan rencana yang sebelumnya diajukan Witkoff, dan diterima Israel.

Pada Minggu (17/8/2025), para mediator bertemu perwakilan Hamas di Kairo.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, bergabung pada Senin (18/8/2025) dan bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi serta perwakilan Hamas untuk membahas gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Baca juga: Hamas Kaji Proposal Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

Israel yang menggila

Dalam beberapa pekan terakhir, Israel telah menegaskan niatnya untuk mengambil alih kendali Kota Gaza di jantung wilayah Palestina.

Kegilaan pemerintah Israel ini menimbulkan kekhawatiran di luar negeri maupun di dalam negerinya.

Puluhan ribu warga Israel pada Minggu (17/8/2025) menggelar beberapa protes terbesar sejak perang dimulai, mendesak kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan 50 sandera yang masih ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Pejabat Israel meyakini 20 sandera di antaranya masih hidup.

Ribuan warga Palestina yang khawatir akan serangan darat Israel segera meninggalkan rumah mereka di wilayah timur Kota Gaza, yang kini berada di bawah gempuran terus-menerus Israel, menuju titik-titik di barat dan selatan di wilayah yang sudah hancur.

Pada Senin (18/8/2025), setidaknya sembilan tank dan buldoser Israel dilaporkan telah memasuki pinggiran Sabra di Kota Gaza.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau