WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menginjakkan kaki di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS), Senin (18/8/2025), untuk bertemu Presiden AS Donald Trump.
Pertemuan itu menjadi bagian dari upaya diplomasi terbaru dalam mencari jalan keluar atas perang yang masih berkecamuk di Ukraina.
Beberapa pemimpin Eropa turut menyesuaikan agenda mereka agar bisa hadir di Washington, hanya beberapa hari setelah Trump melakukan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pertemuan tersebut berakhir tanpa menghasilkan gencatan senjata.
Baca juga: Trump Akan Atur Pertemuan Puncak Putin-Zelensky
Meskipun Trump menunjukkan nada optimistis, sementara sebagian mitra Eropa tampak lebih berhati-hati, hingga Senin malam belum ada kesepakatan konkret terkait jaminan keamanan maupun langkah damai yang nyata.
Berikut empat poin utama dari perundingan di Washington yang dirangkum dari BBC pada Selasa (19/8/2025).
Trump menegaskan keinginannya untuk mempertemukan Zelensky dan Putin dalam sebuah forum trilateral. Ia menyebut hal itu bukan lagi soal “apakah”, melainkan hanya menunggu waktu.
Menurut Trump, dirinya telah berbicara dengan Putin melalui sambungan telepon selama 40 menit untuk mulai mengatur pertemuan bilateral antara Putin dan Zelensky, sebelum digelar pertemuan trilateral yang juga melibatkan dirinya.
Dalam percakapan terekam dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, Trump sempat mengatakan, “Saya pikir dia ingin membuat kesepakatan. Saya pikir dia ingin membuat kesepakatan untuk saya. Anda mengerti? Kedengarannya memang gila”.
Namun, hingga kini belum jelas apakah kedua pemimpin bersedia duduk di meja perundingan bersama untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.
Baca juga: Demo Israel: Ribuan Warga Tolak Perang Gaza, Netanyahu Dicemooh
Dalam pembicaraan dengan para pemimpin Eropa, Trump mengesampingkan gencatan senjata sebagai prasyarat sebelum negosiasi damai.
Pandangan ini bertentangan dengan posisi Ukraina, yang selama ini menegaskan penghentian pertempuran sebagai syarat awal sebelum melangkah ke perundingan lebih lanjut dengan Moskwa.
Trump menilai gencatan senjata tidak mutlak diperlukan. Ia mencontohkan enam konflik internasional yang diklaimnya berhasil dihentikan tanpa gencatan senjata resmi sejak Januari. “Saya tidak tahu apakah itu perlu,” ujarnya.
Pernyataan itu langsung ditanggapi tegas oleh Kanselir Jerman Friedrich Merz. “Saya tidak bisa membayangkan pertemuan berikutnya akan berlangsung tanpa gencatan senjata. Jadi, mari kita upayakan itu dan mari kita coba menekan Rusia,” kata Merz.
Di sisi lain, Zelensky dalam kesempatan tersebut tidak mengulangi seruan gencatan senjata seperti yang sebelumnya ia sampaikan.
Baca juga: Hamas Terima Proposal Arab soal Gencatan Senjata di Gaza karena Korban Tewas Tembus 62.000 Jiwa
Pertanyaan mengenai bentuk jaminan keamanan AS untuk Ukraina kembali mencuat dalam konferensi pers. Zelensky menjawab singkat namun tegas, “Semuanya”.