LONDON, KOMPAS.com – Seorang bayi di Inggris meninggal dunia akibat batuk rejan usai tertular infeksi karena ibunya tak mau divaksinasi saat hamil
Kematian tersebut menjadi kasus pertama yang berujung fatal tahun ini, sebagaimana dilaporkan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Peristiwa itu menyusul peringatan pemerintah mengenai rendahnya tingkat vaksinasi, baik pada anak-anak maupun ibu hamil, serta meningkatnya keraguan masyarakat terhadap vaksin.
Baca juga: China Bikin Robot yang Bisa Hamil dan Lahirkan Bayi, Harga Rp 226 Juta
Data UKHSA menunjukkan, tidak ada satu pun vaksin utama untuk anak-anak di Inggris yang berhasil mencapai target cakupan 95 persen pada tahun lalu.
Batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan. Penyakit ini dapat berakibat fatal, terutama pada bayi, sebagaimana dilansir BBC, Minggu (31/8/2025).
Sebanyak 11 bayi dilaporkan meninggal akibat batuk rejan sepanjang 2024.
Meski vaksinasi ibu hamil sudah diperkenalkan pada 2012, tercatat ada 33 bayi meninggal. 27 di antaranya berasal dari ibu yang tidak divaksinasi saat hamil.
Baca juga: China Ciptakan Robot yang Bisa Hamil dan Melahirkan Bayi Manusia, Siap Dirilis pada 2026
"Vaksinasi selama kehamilan adalah kunci untuk melindungi bayi secara pasif di minggu-minggu pertama kehidupan mereka," ujar UKHSA dalam pernyataan resminya.
Bayi di Inggris mendapatkan imunisasi pertama untuk perlindungan batuk rejan pada usia delapan pekan. Sementara itu, tingkat vaksinasi ibu hamil saat ini berada di angka 72,6 persen.
Wakil Direktur UKHSA Gayatri Amirthalingam menegaskan kembali pentingnya vaksinasi.
"Kasus ini mengingatkan kita betapa parahnya batuk rejan bagi bayi. Vaksinasi adalah pertahanan terbaik terhadap batuk rejan dan sangat penting bagi ibu hamil serta bayi kecil untuk menerima vaksin pada waktu yang tepat, idealnya antara usia 20 dan 32 minggu," papar Amirthalingam.
Baca juga: Pura-pura Temukan Bayi, Ayah di Malaysia Diduga Inses dengan Putrinya
Selain batuk rejan, penerimaan vaksin campak, gondok, dan rubela atau MMR di Inggris juga menurun.
Persentase anak usia lima tahun yang menerima satu dosis MMR tahun lalu tercatat 91,9 persen, terendah sejak 2010-2011. Adapun penerimaan dosis kedua hanya 83,7 persen, terendah sejak 2009-2010.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan cakupan minimal 95 persen untuk membentuk kekebalan kelompok.
Rendahnya cakupan vaksin MMR menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus campak di Inggris pada awal 2025.
Pada Juli lalu, seorang anak dilaporkan meninggal akibat campak di Rumah Sakit Anak Alder Hey.
Sebagai upaya pencegahan, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa vaksin cacar air akan diberikan gratis bagi seluruh anak kecil mulai Januari 2026 melalui layanan kesehatan nasional.
Baca juga: Lahir Demi Tanggal Hoki, Bayi Prematur Meninggal Usai Caesar
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini