Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Bikin Manusia Sakit

Kompas.com - 30/10/2025, 22:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Tim Schauenberg/DW Indonesia

KOMPAS.com - Dari serangan jantung dan kelelahan akibat panas hingga gangguan kesehatan mental dan penyebaran penyakit tropis, krisis iklim kini mengancam semakin banyak orang di seluruh dunia, menurut laporan yang dirilis pada Rabu (29/10/2025).

Sebanyak 128 ilmuwan terkemuka di balik Lancet Countdown Report memperingatkan bahwa dampak kenaikan suhu global terhadap kesehatan manusia belum pernah seburuk ini.

"Evaluasi kesehatan tahun ini menggambarkan situasi suram yang tak terbantahkan, dengan dampak kesehatan yang menghancurkan terjadi di seluruh penjuru dunia," kata Marina Romanello, Direktur Eksekutif Lancet Countdown, lembaga riset independen yang berbasis di University College London.

Menurut analisis tersebut, kematian akibat panas meningkat 23 persen sejak 1990-an, dengan suhu tinggi menyebabkan lebih dari setengah juta kematian setiap tahun.

Asap kebakaran hutan dikaitkan dengan rekor 154.000 kematian pada 2024, sementara polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil menewaskan 2,5 juta orang setiap tahun.

Baca juga: Nyamuk Kali Pertama Ditemukan Hidup di Islandia, Diduga akibat Perubahan Iklim

Risiko kesehatan meningkat dalam setahun terakhir

"Kita menyaksikan jutaan kematian yang sebenarnya bisa dihindari setiap tahun karena ketergantungan kita yang terus berlanjut pada bahan bakar fosil, karena keterlambatan kita dalam mengurangi emisi, dan karena lambannya adaptasi terhadap perubahan iklim yang tak bisa lagi dihindari," ujar Romanello.

Laporan Lancet Countdown dianggap sebagai indikator penting yang menyoroti keterkaitan antara kesehatan dan pemanasan global.

Hubungan ini semakin nyata seiring dampak perubahan iklim akibat pembakaran batu bara, minyak, dan gas terus meluas di seluruh dunia.

Tahun lalu tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan kadar karbon dioksida di atmosfer mencapai rekor tertinggi.

Rata-rata setiap orang mengalami tambahan 16 hari panas ekstrem yang berisiko bagi kesehatan akibat perubahan iklim. Kelompok rentan seperti bayi dan lansia bahkan menghadapi rata-rata 20 hari panas ekstrem tambahan.

Laporan itu menyebutkan, 13 dari 20 indikator risiko kesehatan manusia meningkat signifikan dalam satu tahun terakhir.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah hampir semua indikator menunjukkan arah yang salah,” jelas Romanello.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Gelombang Panas Makin Ganas, Tewaskan 16.500 Warga Eropa

Dampak terhadap kesehatan dan ekonomi

Perubahan iklim memperparah cuaca ekstrem yang makin sering dan intens di berbagai belahan dunia.

Gelombang panas, bentuk cuaca ekstrem paling mematikan, dapat membuat tubuh kepanasan, membebani organ vital, dan mengganggu tidur.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Kesaksian Korban Selamat Pembantaian di El-Fasher Sudan: Dianggap Budak
Global
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Penusukan Massal di Kereta Inggris: Dikira Lelucon Halloween, Jadi Tragedi Berdarah
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Pembantaian di Sudan | Gelar Pangeran Andrew Dicabut
Global
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Israel Serang Lebanon, 5 Anggota Hezbollah Tewas, Ratusan Warga Hadiri Pemakaman
Global
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Identitas Pelaku Penusukan Massal di Inggris Terungkap, Keduanya Warga Lokal
Global
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Iran Bersumpah Bangun Kembali Situs Nuklir Lebih Kuat dari Sebelumnya
Global
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Supermarket di Meksiko Meledak, 23 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Global
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Penusukan Massal di Inggris: Kronologi, Kesaksian Penumpang hingga Tanggapan Polisi
Global
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Acara Publik, Orang-orang Berlarian
Global
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Israel Ancam Serang Lagi Hezbollah di Lebanon Selatan
Global
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Penusukan Massal di Inggris: 10 Terluka, 9 Orang di Antaranya Kritis
Global
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
AS Kurangi Pasukan di Sisi Timur NATO, Romania Pastikan Aliansi Tetap Kuat
Global
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Pramugari Salah Buka Pintu Darurat Sebelum Terbang, Maskapai Rugi Rp 1,6 M
Global
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Kenapa Lampu Mobil Lain Bikin Silau Saat Malam? Ini Penjelasan Pakar Inggris
Global
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Ditinggal Kapal Pesiar, Nenek Meninggal Sendirian di Pulau Terpencil
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau