KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta agar dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Cikunir, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, ditutup.
Dapur tersebut diketahui menjadi sumber makanan yang menyebabkan belasan siswa SDN Margamulya mengalami keracunan.
Kasus keracunan massal ini terjadi pada Jumat (17/10/2025). Sebanyak 13 murid kelas 4, 5, dan 6 mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap menu nasi goreng, ayam goreng, lalapan, dan buah jeruk yang dibagikan dari dapur SPPG Singaparna sebagai bagian dari program Menu Bergizi Gratis (MBG).
Peristiwa serupa ternyata bukan yang pertama di Tasikmalaya. Sebelumnya, insiden keracunan juga dilaporkan di lima kecamatan, yaitu Rajapolah, Cikalong, Cipatujah, Manonjaya, dan terakhir di Singaparna.
“Yang berproblem dalam pengelolaannya hingga menimbulkan kerugian bagi siswa maupun bagi pemerintah rugi, maka harus ditutup, dan itu saya memberikan otoritas kewenangan wali kota maupun bupati untuk menutup,”
ujar Dedi Mulyadi saat menghadiri puncak peringatan HUT Ke-24 Kota Tasikmalaya, Jumat (17/10/2025).
Baca juga: Lucky Hakim Tak Mau Kalah dari Dedi Mulyadi, Pembangunan Berjalan meski TKD Dipangkas Rp 240 Miliar
Dedi menegaskan, pemerintah daerah harus bertindak tegas karena kasus serupa terus berulang di sejumlah sekolah di Jawa Barat.
“Nanti dihentikan dulu kegiatannya untuk sementara sampai mendapatkan SPPG yang baik,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya memastikan bahan makanan yang disajikan untuk siswa berasal dari sumber yang jelas dan aman.
“Kalau mau mempelajari kasus di Bandung Barat, pasti yang keracunan itu dekat dengan pasar besar. Artinya, pasar itu harus dicek, apakah beli sayuran kelas satu, beli daging kelas satu, daging ayam kelas satu. Jadi ini harus menjadi bahan untuk investigasi,” ujar Dedi.
Menurutnya, semua pihak harus bergerak cepat untuk melakukan investigasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Baca juga: Dedi Mulyadi Geram Temukan Proyek Drainase Asal Jadi: Ini untuk Nipu Kita
“Jadi, saya, kalau ada keracunan hentikan saja. Yang paling utama secara teknis aparatnya di kota banyak, nanti tim kesehatannya yang memeriksa makanannya untuk dikonsumsi oleh siswa,” tuturnya.
Dedi menambahkan, kepala daerah juga telah ia minta turun langsung ke lapangan untuk melakukan evaluasi terhadap dapur SPPG yang bermasalah, demi menjamin keselamatan para siswa penerima makanan bergizi gratis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang