Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Geram Temukan Proyek Drainase Asal Jadi: Ini untuk Nipu Kita

Kompas.com - 17/10/2025, 14:30 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap proyek pembangunan saluran drainase di Kalijati, Kabupaten Subang, pada Rabu (15/10/2025).

Dalam kunjungannya, Dedi menemukan adanya praktik tidak sesuai aturan dari pihak kontraktor yang mengerjakan saluran sepanjang 56 meter tanpa menambahkan lantai dasar.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, mantan Bupati Purwakarta itu menilai, tindakan tersebut bukan hanya menyalahi prinsip konstruksi, tetapi juga mencerminkan ketidakprofesionalan pihak pelaksana proyek.

Dedi bahkan turun langsung ke dalam saluran yang baru dibangun untuk mengecek kondisinya. Dari situ ia menunjukkan bagian bawah drainase yang tampak tidak dilapisi dasar semen.

“Ini bohong nih pemborongnya, kan pasang cor itu harus dikasih lantai dasar. Ini untuk nipu kita, dipasang cor di sini saja,” ujar Dedi, dikutip Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Jawaban Dedi Mulyadi untuk Siswa SDN Curugtelu Tasikmalaya yang Sekolahnya Ambruk: Sebetulnya Kewajiban Bupati...

Dalam sidak itu, Dedi memanggil konsultan dan mandor proyek untuk meminta penjelasan mengapa pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam proses lelang.

Ia menegaskan, keberadaan lantai dasar sangat penting dalam konstruksi drainase. Tanpa pondasi yang kuat, air hujan bisa menggerus tanah di bawah saluran dan mempercepat kerusakan.

“Kalau saya tidak turun, praktik ini tidak akan ketahuan. Bisa jadi kontraktor nyuri di sini 25 meter, di sana berapa meter, bisa jadi 1 kilometer,” tegasnya.

Selain soal kualitas pekerjaan, Dedi juga menyoroti perlakuan kontraktor terhadap para pekerja di lapangan. Ia menemukan adanya pemotongan upah mandor, yang seharusnya menerima Rp220.000 namun hanya dibayar Rp170.000.

Dedi menilai hal tersebut sebagai bentuk ketidakadilan dan meminta agar para pekerja diberi hak sesuai perjanjian.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi memang kerap mengingatkan masyarakat untuk ikut mengawasi proyek pemerintah. Ia menilai pengawasan publik penting dilakukan agar mutu pembangunan tetap terjaga dan praktik curang seperti ini tidak terjadi lagi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ajak Warga Jadi Pengawas Proyek, Pekerjaan Terburuk Bakal Diumumkan di Medsos

“Transparansi dan pengawasan masyarakat harus jadi semangat dalam pembangunan di Jawa Barat,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dedi Mulyadi Masuk ke Saluran Drainase di Subang: Bohong Nih Pemborong, Nipu...

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau