KOMPAS.com — Bendahara Desa Petir, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, berinisial YS, hingga kini masih buron setelah diduga menggelapkan dana desa sebesar Rp 1 miliar. Ia melarikan diri usai menguras habis rekening kas desa dan hanya menyisakan saldo Rp 47.000.
Aksi penggelapan dana desa tersebut pertama kali diketahui pada 22 Agustus 2025, ketika Kepala Desa Petir merasa janggal karena pencairan dana desa tahap kedua tak kunjung diterima, sementara desa lain sudah menerima pencairan.
Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa aliran dana desa justru masuk ke rekening pribadi YS.
Sejak kasus itu terbongkar, YS menghilang bak ditelan bumi dan hingga Senin (20/10/2025) keberadaannya belum diketahui polisi. Ia kabur seorang diri dan meninggalkan istri serta tiga anaknya di rumah.
“Di rumahnya sekarang cuma ada istri dan tiga anaknya. Anak sulungnya baru lulus SD, anak kedua baru masuk SD, dan yang ketiga masih bayi,” ujar Sekretaris Desa Petir, Mulyadi, kepada TribunBanten.com, Rabu (15/10/2025).
Baca juga: 5 Fakta Kasus Bendahara Desa Diduga Gelapkan Dana Desa Rp 1 Miliar, Saldo Tersisa Rp 47.000
Mulyadi mengungkapkan bahwa YS merupakan warga asal Medan, Sumatera Utara, yang menikah dengan warga Desa Petir dan telah menetap di wilayah itu selama delapan tahun terakhir.
“Aslinya orang Medan, tapi punya istri di Desa Petir. Sudah sekitar delapan tahun tinggal di sini,” katanya.
Menurut Mulyadi, selama ini YS dikenal sebagai pribadi baik dan dermawan. Ia kerap mentraktir rekan-rekannya makan dan minum.
“Ya, sering mentraktir. Kadang beli makan, beli minuman es, atau apa gitu,”
ujar Mulyadi.
“Kepribadian bendahara desa itu baik, tidak ada yang mencurigakan. Sama setiap staf juga dekat, komunikasinya baik dengan rekan kerja.”
Baca juga: Modus Bendahara Desa Petir Banten Bawa Kabur Dana Desa Rp1 Miliar, Sisakan Rp47.000
Namun, sebelum kasus itu terbongkar, Mulyadi sempat memergoki YS bermain judi online (judol).
“Waktu itu saya pernah lihat dia main judi slot. Saya bilang, jangan main itu, karena ada kasus kaur keuangan desa yang ditangkap gara-gara judi slot,” katanya.
“Kata dia, sudah enggak main, sudah tobat. Ya sudah, saya bilang jangan main lagi, enggak ada yang berhasil dari main judi itu,” tambahnya.
Kepala Desa Petir Wahyudi mengaku syok setelah mengetahui bendahara yang selama ini dipercaya ternyata menggelapkan dana desa hingga miliaran rupiah.
“Saya kaget juga tanda tangan saya dipalsukan oleh dia, pengambilan tanpa sepengetahuan saya,” ujar Wahyudi, Rabu.