JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Surabaya diproyeksikan mendorong pertumbuhan sektor properti di jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa, mulai dari hunian hingga properti wisata.
Praktisi Properti sekaligus Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menuturkan, sektor hunian berpotensi menjadi yang paling dominan.
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Dongkrak Properti di Pansela Jawa
Namun, keberadaan stasiun di dekat objek wisata akan mendorong pertumbuhan hotel, termasuk kelas atas.
"Kecuali jika titik stasiun tersebut berada dekat objek wisata menarik, maka properti hotel pasti akan meningkat," kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (12/8/2025).
Ia menambahkan, tren kerja jarak jauh seperti Work From Home (WFH) atau Work From Anywhere (WFA) yang diperkirakan semakin masif di masa mendatang dapat mendorong masyarakat untuk tetap tinggal di daerah asal meskipun bekerja di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya.
Fenomena ini, menurutnya, juga banyak terjadi di kota-kota di China.
Baca juga: Pemerintah Jajakan Giant Sea Wall hingga Kereta Cepat di ICI Jakarta
Adapun segmen pasar yang diprediksi tumbuh adalah kelas menengah ke atas, mengingat harga tiket kereta cepat kemungkinan tidak murah.
"Kereta cepat dengan rentang harganya pasti lebih menyasar ke menengah atas, karena selevel bahkan lebih tinggi dari tiket pesawat," ujarnya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya awalnya direncanakan melalui jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa.
Namun, rencana tersebut bergeser ke jalur Pansela yang akan melintasi Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun, hingga Surabaya.
"Dengan dipilihnya jalur selatan memang untuk lebih mempercepat pembangunan di wilayah selatan Jawa yang relatif lebih tertinggal," kata Bambang.
Baca juga: Tahun 2030, Thailand Bakal Punya Jalur Kereta Cepat ke China
Menurutnya, pemindahan jalur juga dipengaruhi oleh proses pembebasan lahan yang dinilai akan lebih mudah di Pansela.
"Dengan infrastruktur baru Kereta Cepat Jakarta–Surabaya yang canggih, pasti akan menggairahkan dan memacu pertumbuhan ekonomi kawasan-kawasan yang dilaluinya dan meningkatkan pertumbuhan properti secara masif," tambahnya.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan bahwa dirinya mendapat penugasan dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengawal proyek ini.
"Ada tugas khusus dari Bapak Presiden kepada kami, Kemenko Infrastruktur, untuk mengawal pengembangan konsep," kata AHY di kantornya, Rabu (13/8/2025).
Baca juga: Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang Resmi Beroperasi 24 Desember 2024