JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah polemik efisiensi anggaran, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapat angin segar.
Komisi V DPR RI menyetujui penambahan pagu anggaran senilai Rp 2,74 triliun untuk tahun 2025, yang menjadikan total anggaran Kemenhub naik dari Rp 26,76 triliun menjadi Rp 29,50 triliun.
Menurut Djoko Setijowarno, akademisi Unika Soegijapranata, anggaran ini sebaiknya tidak digunakan untuk proyek-proyek besar, melainkan untuk memperkuat sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat, yaitu subsidi transportasi.
Baca juga: Menhub Dudy Pastikan Perbaikan Cepat Fasilitas Transportasi Umum
"Data menunjukkan, selama ini pemerintah telah mengalokasikan miliaran rupiah untuk subsidi transportasi," ungkap Djoko, Jumat (5/9/2025).
Pada tahun 2024 saja, total subsidi mencapai Rp 4,39 triliun. Angka ini disalurkan ke berbagai moda transportasi, mulai dari darat, laut, hingga udara, dengan fokus utama pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Djoko juga menyoroti perlunya penambahan anggaran untuk Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ia menyarankan agar anggaran KNKT tidak dipangkas dan institusinya dipisahkan dari Kemenhub, agar bisa bekerja lebih independen, serupa dengan BMKG dan Basarnas.
Baca juga: Kematian Affan Mengungkap Masalah Sistemik Tata Kelola Transportasi
Dengan adanya tambahan pagu anggaran ini, ada harapan besar bahwa pemerintah akan semakin fokus pada pemerataan dan aksesibilitas transportasi.
Anggaran yang dialokasikan untuk subsidi ini bukan sekadar angka, melainkan investasi nyata untuk menghubungkan masyarakat di berbagai penjuru negeri, memastikan pergerakan orang dan barang menjadi lebih mudah, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini