JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan ada 50 kota yang menjadi prioritas pembangunan Presiden Prabowo Subianto pada periode 2025-2029.
"Kami merancang 50 kota dan kawasan baru untuk menyeimbangkan pertumbuhan antara Pulau Jawa dan wilayah luar. Satu bangsa, banyak pusat; satu visi, banyak suara," jelas Dody dalam pidatonya pada acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Baca juga: 50 Kota Prioritas, Seimbangkan Pembangunan Jawa dan Non-Jawa
Namun, menurut Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat sekaligus akademikus prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Semarang, mengatakan rancangan 50 kota prioritas akan lebih bermanfaat jika dilakukan pembenahan transportasi umum (transum).
"Pembangunan dan pembenahan transportasi umum yang terencana dan terpadu di 50 kota prioritas akan memberikan dampak luas, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan," tutur Djoko kepada Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Djoko mengatakan pembenahan transportasi ini dapat mendorong pusat pertumbuhan baru, yakni transportasi umum yang efisien di luar Jawa untuk membantu menciptakan dan menghidupkan pusat-pusat ekonomi baru.
Hal itu sejalan dengan upaya pemerataan pertumbuhan agar tidak terpusat hanya di satu atau dua kota besar.
Mulai dari, meningkatkan daya saing kota dengan sistem transportasi andal akan lebih menarik bagi investasi dan pengembangan bisnis.
Hal ini tentunya dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan perputaran ekonomi lokal, mendukung sektor spesifik, yaitu di kota industri dan pariwisata.
Transportasi umum mempermudah mobilitas pekerja dan wisatawan sehingga mendukung kegiatan produksi serta pariwisata secara keseluruhan.
Hal ini dimulai dari peningkatan akses dan inklusivitas, yaitu transportasi umum menjamin semua lapisan masyarakat, termasuk pelajar, buruh, dan masyarakat kurang mampu.
Semuanya memiliki akses mudah dan terjangkau ke pusat pendidikan, pekerjaan, serta layanan kesehatan.
Selain itu, mengurangi kemacetan, yaitu menyediakan alternatif yang nyaman, pembangunan transportasi umum akan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi.
Baca juga: 50 Kota Jadi Prioritas Pembangunan Prabowo, Ada Medan dan Palembang
Dampaknya adalah berkurangnya kemacetan yang secara langsung meningkatkan kualitas hidup warga dan mengurangi stres maupun isiensi waktu dan biaya.
Sebab, waktu tempuh perjalanan menjadi lebih pasti dan efisien, memungkinkan masyarakat menggunakan waktu untuk kegiatan produktif lain. "Biaya transportasi harian juga dapat ditekan," lanjut Djoko.
Manfaat ini mendukung infrastruktur berkelanjutan agar sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan penggunaan transportasi umum, terutama yang berbasis listrik atau rendah emisi, seperti commuter line dan LRT, yang secara signifikan mengurangi jejak karbon kota.