KOMPAS.com - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mendekati akhir masa operasionalnya.
Dan kini NASA sedang mengembangkan rencana untuk menghancurkan wahana tersebut.
Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Pensiun 2031, Apa Penggantinya?
Kabar terbaru, NASA memberikan SpaceX--perusahaan milik Elon Musk, kontrak hingga 843 juta Dollar AS atau sekitar 13,8 Triliun Rupiah untuk mendorong stasiun tersebut keluar dari orbit dengan aman dan kembali ke Bumi.
Seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (29/6/2024) menurut rencana NASA, wahana deorbit SpaceX yang dirancang khusus akan menyeret ISS yang seukuran lapangan sepak bola, kembali ke Bumi setelah beberapa saat masa operasionalnya berakhir pada tahun 2030.
ISS yang telah meninggalkan orbit kemudian akan menabrak atmosfer planet dengan kecepatan lebih dari 27.500 km/jam sebelum akhirnya mendarat di lokasi jatuhnya di Samudra Pasifik.
Bagian pertama laboratorium terapung ini diluncurkan pada tahun 1998, dan telah ditempati oleh astronot dari AS, Jepang, Rusia, Kanada, dan Eropa sejak tahun 2000, yang telah menyelesaikan lebih dari 3.300 eksperimen ilmiah di orbit dekat di atas Bumi.
Namun seiring waktu, ISS mulai menunjukkan berbagai masalah, mulai dari kesalahan teknis dan kebocoran terjadi dan menimbulkan masalah bagi awaknya.
ISS juga menghadapi risiko dari meningkatnya masalah sampah luar angkasa--puing-puing orbital dari satelit lain yang tidak berfungsi dan terbang mengelilingi Bumi dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Harus Pindah, Apa Alasannya?
Pada Kamis (27/6/2024) sembilan astronot di ISS terpaksa berlindung di kapsul awak Boeing Starliner setelah ratusan keping puing satelit Rusia yang hancur mengancam keselamatan ISS.
Para kru baru diizinkan kembali ke ISS setelah sekitar satu jam dan operasi dilanjutkan seperti biasa.
Namun masih belum jelas tepatnya kapan stasiun luar angkasa itu akan dibawa kembali ke Bumi.
ISS kemungkinan akan melanjutkan pekerjaan sampai ada stasiun luar angkasa komersial yang dijadwalkan menggantikannya mulai beroperasi.
Beberapa kandidat stasiun luar angkasa komersial adalah Stasiun Axiom Axiom Space, Orbital Reef yang dirancang oleh Blue Origin dan Sierra Space.
Kedua stasiun tersebut dijadwalkan untuk beroperasi pada akhir dekade ini.
Ketika ISS siap dihancurkan, juga tidak jelas berapa banyak badan antariksa lain yang akan menanggung beban tersebut.
NASA sendiri dalam pernyataannya mengatakan Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah tanggung jawab badan antariksa lain, termasuk NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), CSA (Kanada), dan ESA (Uni Eropa).
Namun belum diketahui sejauh mana keterlibatan finansial atau teknis mereka dalam proses deorbit yang akan dilakukan SpaceX.
Baca juga: Apa yang Terjadi saat Stasiun Luar Angkasa Internasional Pensiun?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang