Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SpaceX Akan Hancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional Saat Pensiun

Kompas.com - 01/07/2024, 13:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mendekati akhir masa operasionalnya.

Dan kini NASA sedang mengembangkan rencana untuk menghancurkan wahana tersebut.

Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Pensiun 2031, Apa Penggantinya?

Kabar terbaru, NASA memberikan SpaceX--perusahaan milik Elon Musk, kontrak hingga 843 juta Dollar AS atau sekitar 13,8 Triliun Rupiah untuk mendorong stasiun tersebut keluar dari orbit dengan aman dan kembali ke Bumi.

Seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (29/6/2024) menurut rencana NASA, wahana deorbit SpaceX yang dirancang khusus akan menyeret ISS yang seukuran lapangan sepak bola, kembali ke Bumi setelah beberapa saat masa operasionalnya berakhir pada tahun 2030.

ISS yang telah meninggalkan orbit kemudian akan menabrak atmosfer planet dengan kecepatan lebih dari 27.500 km/jam sebelum akhirnya mendarat di lokasi jatuhnya di Samudra Pasifik.

Bagian pertama laboratorium terapung ini diluncurkan pada tahun 1998, dan telah ditempati oleh astronot dari AS, Jepang, Rusia, Kanada, dan Eropa sejak tahun 2000, yang telah menyelesaikan lebih dari 3.300 eksperimen ilmiah di orbit dekat di atas Bumi.

Namun seiring waktu, ISS mulai menunjukkan berbagai masalah, mulai dari kesalahan teknis dan kebocoran terjadi dan menimbulkan masalah bagi awaknya.

ISS juga menghadapi risiko dari meningkatnya masalah sampah luar angkasa--puing-puing orbital dari satelit lain yang tidak berfungsi dan terbang mengelilingi Bumi dengan kecepatan tinggi.

Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Harus Pindah, Apa Alasannya?

Pada Kamis (27/6/2024) sembilan astronot di ISS terpaksa berlindung di kapsul awak Boeing Starliner setelah ratusan keping puing satelit Rusia yang hancur mengancam keselamatan ISS.

Para kru baru diizinkan kembali ke ISS setelah sekitar satu jam dan operasi dilanjutkan seperti biasa.

Namun masih belum jelas tepatnya kapan stasiun luar angkasa itu akan dibawa kembali ke Bumi.

ISS kemungkinan akan melanjutkan pekerjaan sampai ada stasiun luar angkasa komersial yang dijadwalkan menggantikannya mulai beroperasi.

Beberapa kandidat stasiun luar angkasa komersial adalah Stasiun Axiom Axiom Space, Orbital Reef yang dirancang oleh Blue Origin dan Sierra Space.

Kedua stasiun tersebut dijadwalkan untuk beroperasi pada akhir dekade ini.

Ketika ISS siap dihancurkan, juga tidak jelas berapa banyak badan antariksa lain yang akan menanggung beban tersebut.

NASA sendiri dalam pernyataannya mengatakan Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah tanggung jawab badan antariksa lain, termasuk NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), CSA (Kanada), dan ESA (Uni Eropa).

Namun belum diketahui sejauh mana keterlibatan finansial atau teknis mereka dalam proses deorbit yang akan dilakukan SpaceX.

Baca juga: Apa yang Terjadi saat Stasiun Luar Angkasa Internasional Pensiun?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau