Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Demonstrasi Terbesar dalam Sejarah Indonesia

Kompas.com - 26/08/2025, 18:00 WIB
Lusianti Dwi Cahyani,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi melalui aksi demonstrasi. 

Sepanjang sejarah, ada sejumlah demonstrasi besar yang tidak hanya mengguncang jalannya pemerintahan, tetapi juga mengubah arah politik bangsa.

Berikut lima demonstrasi terbesar yang pernah terjadi di Indonesia:

Baca juga: Demo Kenaikan BBM dalam Catatan Sejarah Indonesia

Demo Tritura (1966)

Demo Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) berlangsung pada 10 Januari 1966. 

Aksi ini dipelopori mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) bersama sejumlah organisasi lain, seperti KAPI, KAPPI, KABI, KASI, KAWI, dan KAGI.

Ada tiga tuntutan utama dalam aksi Tritura: pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, serta penurunan harga kebutuhan pokok.

Demonstrasi ini lahir dari ketidakstabilan politik dan ekonomi setelah peristiwa 1965. 

Aksi mahasiswa kemudian menjadi salah satu pemicu peralihan kekuasaan dari Presiden Sukarno ke Soeharto pada 11 Maret 1966, yang menandai lahirnya era Orde Baru.

Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Foto diambil pada 19 Mei 2008, dua hari sebelum Soeharto mengumumkan pengunduran diri pada 21 Mei 1998. KOMPAS/EDDY HASBY Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Foto diambil pada 19 Mei 2008, dua hari sebelum Soeharto mengumumkan pengunduran diri pada 21 Mei 1998.

Demo Reformasi (1998)

Gerakan reformasi 1998 menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia modern. 

Pemicunya adalah krisis moneter 1997–1998 yang membuat nilai tukar rupiah anjlok, inflasi melonjak, dan harga kebutuhan pokok meningkat drastis.

Pada 12 Mei 1998, mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi menuntut reformasi. 

Namun, bentrokan dengan aparat berujung tragedi yang menewaskan empat mahasiswa, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Trisakti.

Gelombang unjuk rasa terus membesar hingga mencapai puncaknya pada pertengahan Mei. 

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, sementara kerusuhan besar melanda Jakarta dan kota-kota lain pada 13–15 Mei 1998.

Peristiwa ini menelan ratusan korban jiwa, kerugian material triliunan rupiah, serta meninggalkan catatan kelam pelanggaran HAM. 

Halaman:


Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau