PEPATAH "Apa yang ditanam, itulah yang akan dituai" sangat relevan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto.
Investasi dalam gizi dan kesehatan anak-anak saat ini akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan mereka.
Dengan memberikan asupan gizi yang baik, kita sedang menyiapkan generasi sehat dan cerdas, yang dapat menuai hasil dari pendidikan dan potensi mereka di masa depan.
Dalam perjalanan ambisius menuju Indonesia Emas 2045, Program Makan Bergizi Gratis muncul sebagai harapan besar untuk menciptakan generasi unggul.
Namun, di balik semangat ini, ada pertanyaan penting yang tak bisa diabaikan: siapa yang akan memastikan dan bertanggung jawab bahwa setiap anak mendapatkan gizi layak di sekolah?
Tantangan yang dihadapi dalam implementasinya tidak bisa dianggap remeh. Program ini bisa menjadi kunci untuk masa depan yang lebih baik atau malah sebaliknya. Sebagai masyarakat, kita semua memiliki peran dalam menjamin keberhasilannya.
Seiring dengan tantangan yang dihadapi generasi muda, mulai dari kesehatan hingga pendidikan, program ini menjadi langkah strategis untuk menjawab kebutuhan gizi mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, muncul pertanyaan sejauh mana program ini dapat berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat?
Pemerintah menargetkan 19,47 juta penerima manfaat program MBG pada tahun 2025, dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun.
Anggaran ini tidak hanya dialokasikan untuk pemenuhan gizi nasional, tetapi juga untuk dukungan manajemen operasional.
Rencana ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan program ini, dengan target penerima manfaat yang meningkat setiap tahun, hingga mencapai 82,9 juta orang pada 2029.
Target ini mencakup sekolah, ibu hamil, menyusui, dan anak balita. Dengan menyajikan menu bergizi seimbang yang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG), program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dasar masyarakat.
Namun, untuk mencapai hasil optimal, diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pendidik, dan pelaku industri.
Program MBG memiliki empat pilar utama, yaitu gizi, pendidikan, ekonomi, dan pengentasan kemiskinan.
Selain memenuhi gizi, program ini juga bertujuan meningkatkan prestasi siswa, mengurangi angka putus sekolah, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.