KOMPAS.com - Seorang wanita berusia 30 tahun, Lily Murphy didiagnosis mengalami kanker kulit stadium 4 setelah melakukan tanning bed kurang dari 10 kali.
Tanning adalah proses penggelapan warna kulit yang biasanya disebabkan karena paparan sinar Matahari. Namun, dalam hal tanning bed, prosesnya dilakukan menggunakan alat untuk mendapatkan warna kulit coklat serupa kulit yang terpapar radiasi sinar UV, Matahari.
Murphy didiagnosis mengalami kanker kulit ketika berusia 23 tahun. Kala itu, dokter mendiagnosisnya mengalami melonamoa stadium 1B.
Diberitakan Independent, dia mengalami beberapa gejala sebelum didiagnosis kanker kulit stadium 4.
Berbekal latar belakangnya sebagai pegawai administrasi NHS di departemen dermatologi Rumah Sakit Watford, Murphy kini aktif melakukan advokasi untuk melarang penggunaan tanning bed.
Dia juga mengajukan petisi kepada pemerintah untuk melarang kursi berjemur di Inggris, sebagaimana diberlakukan di Brasil dan Australia.
Hal ini didasari dari apa yang dialaminya dan peningkatan jumlah anak muda yang dirujuk untuk menjalani biopsi kanker, beberapa di antaranya memiliki riwayat penggunaan kursi berjemur.
Lantas, apa saja gejala kanker kulit yang dirasakan?
Baca juga: 5 Pasien Paparkan Gejala Awal Kanker Kulit yang Dialami, Tak Hanya Tahi Lalat Baru
Masih dari sumber yang sama, Murphy bercerita bahwa dirinya mengalami nyeri punggung dan dada usai didiagnosis mengalami kanker kulit pada 2023.
Awalnya, dia mengira gejala itu hanya rasa kecemasan sebelum CT scan dan tes darah lebih lanjut.
Pemeriksaan akhirnya mengonfirmasi bahwa Murphy mengalami melanoma stadium 4.
Penyakit itu membuatnya harus menjalani perawatan seumur hidup lantaran sel kanker telah menyebar hingga ke leher dan paru-parunya.
Murphy bercerita, awalnya dia menghabiskan waktu di kursi berjemur untuk tanning kurang dari satu jam.
"Hanya berbaring di kursi berjemur selama enam menit dapat mengubah seluruh hidup Anda, ditambah lagi hal ini menghabiskan biaya NHS," kata dia.
Baca juga: Kasus Kanker Paru-paru Non-Perokok Meningkat, Studi Ungkap Penyebabnya
Murphy bercerita, awalnya dia menyadari ada tahi lalat yang muncul di kulitnya pada 2018. Tahi lalat itu kemudian mulai berdarah, tetapi dokter mengatakan bahwa hal itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.