KOMPAS.com - Konsumsi daging dalam jumlah berlebih seringkali memicu kekhawatiran, terutama bagi mereka yang kebetulan merasa mengalami gejala seperti pusing, nyeri dada, atau detak jantung cepat.
Gejala tersebut dissangka sebagai tanda tekanan darah tinggi (hipertensi) atau kadar kolesterol dalam tubuh.
Sebagian orang bisa jadi buru-buru ingin mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol atau tekanan darah tinggi sebagai langkah cepat meredakan keluhan.
Padahal, penggunaan obat-obatan tersebut tidak bisa dilakukan sembarangan. Lantas, seperti apa cara konsumsi obat kolesterol dan hipertensi yang tepat?
Baca juga: Konsumsi Daging Kurban: Ini Batas Aman bagi Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., menyebut bahwa di Indonesia, obat untuk hipertensi maupun kolesterol tidak tersedia secara bebas di pasaran.
"Di Indonesia, tidak ada obat antihipertensi atau penurun kolesterol yang sah dijual bebas," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/6/2025).
Ia menegaskan, obat hipertensi dan kolesterol bukan termasuk obat bebas, melainkan obat keras.
Artinya, obat-obatan tersebut harus diperoleh dengan resep dokter.
Baca juga: Tips Aman Konsumsi Daging Kurban bagi Penderita Hipertensi dan Kolesterol
Prof. Zullies menjelaskan bahwa obat hipertensi semestinya diminum secara rutin setiap hari, bukan hanya saat tekanan darah sedang tinggi atau merasa pusing.
Tujuannya adalah menjaga tekanan darah tetap stabil karena hipertensi sering datang tanpa gejala, tetapi diam-diam merusak organ tubuh.
"Diminum setiap hari, bukan hanya saat tekanan darah tinggi atau pusing," ujar Zullies.
Ia menambahkan, waktu minum obat hipertensi juga perlu disesuaikan dengan jenis obatnya. Misalnya:
Baca juga: Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D?
Untuk kolesterol, Zullies mengatakan, obat yang paling umum adalah golongan statin, seperti simvastatin dan atorvastatin.
Obat ini sebaiknya diminum setiap malam, karena tubuh memproduksi kolesterol lebih banyak di malam hari.
"Simvastatin dan atorvastatin biasanya diminum malam hari karena produksi kolesterol tubuh tinggi saat malam," ucap Zullies.