Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Edy Suhardono
Psikiater/Psikolog

Peneliti & Assessor pada IISA Assessment Consultancy & Research Centre

Jurus Ahmad Dhani: Mengubah Royalti Menjadi Legasi

Kompas.com - 13/08/2025, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA malam yang dingin di London, seorang seniman hantu bernama Banksy menyelinap ke balai lelang Sotheby's. Karyanya yang ikonik, "Girl with Balloon," baru saja terjual seharga lebih dari satu juta poundsterling.

Namun, tepat saat palu diketuk, alarm berbunyi. Kanvas itu mulai bergerak turun, melewati mesin penghancur yang tersembunyi di dalam bingkainya, dan keluar dalam bentuk sobekan-sobekan kertas. Ruangan berubah menjadi gempar.

Apakah ini bencana? Bukan. Ini adalah pertunjukan. Banksy tidak sedang menghancurkan karyanya; ia sedang menyempurnakan mitosnya.

Dengan "merusak" asetnya sendiri, ia justru melipatgandakan nilainya dan mengukuhkan statusnya sebagai pemberontak jenius.

Ia mengajarkan pada dunia bahwa terkadang, cara terbaik untuk menjadi tak ternilai adalah dengan menjadi gratis atau bahkan hancur.

Pola pikir radikal inilah, dengan panggung dan irama berbeda, yang kini sedang dipertontonkan oleh seorang maestro musik di Indonesia, Ahmad Dhani.

Ketika ia dengan lantang mempersilakan kafe-kafe memutar katalog lagu Dewa 19 tanpa kewajiban membayar royalti, ia sedang berjalan melawan arus deras perjuangan hak cipta.

Ia tampak seperti seorang jenderal yang memerintahkan pasukannya untuk meletakkan senjata di tengah pertempuran.

Baca juga: Menyoal Penetapan Tersangka Direktur Mie Gacoan Bali Kasus Royalti Lagu

Namun, jangan terkecoh. Ini bukanlah tanda menyerah. Ini adalah sebuah "jurus mabuk"—serangkaian gerakan yang terlihat aneh dan tak terduga, tapi setiap langkahnya presisi dan mengarah pada satu tujuan akhir yang fatal bagi lawan.

Ini adalah seni tingkat tinggi tentang melepas genggaman pada koin receh untuk merengkuh mahkota kerajaan.

Jurus pertama: Melepas ikan teri, Memancing paus.

Inilah "The Banksy Gambit" yang dimainkan dengan sempurna. Dhani melihat bahwa menagih royalti dari ribuan kafe yang tersebar di seluruh nusantara adalah seperti mencoba menjaring ikan teri satu per satu dengan tangan kosong. Melelahkan, tidak efisien, dan hasilnya tak seberapa.

Maka, ia memutuskan untuk tidak lagi menjaring. Sebaliknya, ia menebar umpan. Ia merobek "kertas tagihan royalti"—aset kecilnya—dan menebarkannya ke lautan UMKM.

Apa yang terjadi? Lautan itu menjadi hidup. Lagu Dewa 19 menjadi banda sonora gratis bagi jutaan momen kehidupan: secangkir kopi, perbincangan senja, tawa persahabatan.

Ia mengorbankan ikan teri untuk memancing "paus raksasa": relevansi abadi. Dengan memastikan lagunya terus menjadi bagian dari denyut nadi budaya populer, ia menjaga merek Dewa 19 tetap perkasa.

Halaman:


Terkini Lainnya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau