Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 31 Agustus-1 September 2025

Kompas.com - 31/08/2025, 06:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat dan angin kencang pada Minggu (31/8/2025) dan Senin (1/9/2025).

Mengingat dinamika atmosfer selama dua hari ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap siaga terhadap kemungkinan hujan lebat dengan petir serta gelombang laut tinggi.

"Disarankan untuk selalu mengikuti pembaruan resmi BMKG, menyiapkan sistem drainase lingkungan, merencanakan aktivitas dengan mempertimbangkan prakiraan cuaca," tulis BMKG dalam pernyataan resminya.

BMKG juga mengimbau para nelayan maupun bagian pelayaran untuk memperhatikan peringatan terkait angin kencang serta gelombang tinggi di perairan yang terdampak.

Baca juga: Ramai Citra Jawa Barat Memerah, BMKG Ungkap Fakta Cuaca Sebenarnya


Penyebab hujan lebat dan angin kencang

Menurut BMKG, sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan awan hujan selama beberapa hari ke depan.

Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari gabungan faktor atmosfer global, regional, hingga lokal yang membuat atmosfer tetap labil dan kondusif bagi terbentuknya awan konvektif.

Dengan begitu, BMKG menyebut, peluang hujan ringan hingga lebat diperkirakan muncul di berbagai daerah.

Faktor global yang melatarberlakangi peluang hujan ini adalah nilai Dipole Mode Index (DMI) sebesar −1,4  yang mendorong suplai uap air ke bagian barat Indonesia secara lebih banyak.

Lalu, Madden–Julian Oscillation (MJO) yang sekarang berada pada fase 4 juga memperkuat aktivitas konveksi di kawasan Indonesia.

Sementara pada level regional, gelombang atmosfer seperti Kelvin dan Rossby Ekuator juga aktif melintasi sejumlah wilayah Indonesia sehingga juga memperbesar potensi hujan.

Beberapa gelombang atmosfer berfrekuensi rendah pun bertahan di sejumlah wilayah dan turut mendukung kondisi atmosfer yang lembap.

Di sisi lain, intrusi udara kering yang bergerak dari arah barat berpotensi menimbulkan aktivitas konveksi sebagai akibat bertemunya udara hangat dan lembap.

Bibit Siklon 93W yang masih bertahan di timur Filipina juga membentuk pola konfluensi sekaligus memperkuat embusan angin lapisan bawah di beberapa negara.

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan angin permukaan hingga lebih dari 25 knot yang berisiko menimbulkan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca juga: Topan Kajiki Rusak Ribuan Rumah di Vietnam, BMKG Jelaskan Dampak ke Indonesia

Wilayah berpotensi hujan lebat dan angin kencang pada 31 Agustus-1 September 2025

Dilansir dari laman resmi, ini prakiraan BMKG mengenai wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat dan angin kencang pada 31 Agustus 2025-1 September 2025:

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau