KOMPAS.com - Pembubaran demo Bandung pada Senin (1/9/2025) memunculkan perbedaan versi dari mahasiswa, polisi, dan pihak kampus.
Peristiwa yang terjadi di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) itu diwarnai penggunaan gas air mata yang memicu kepanikan.
Mahasiswa menuding aparat melakukan serangan mendadak di kawasan Jalan Tamansari.
Baca juga: 11 Tuntutan BEM SI yang Berencana Gelar Demo 2 September 2025
Polisi membantah tuduhan menembak ke dalam kampus, sementara pihak keamanan Unpas menemukan puluhan proyektil gas air mata di dalam area kampus.
Berikut tujuh fakta yang muncul dari peristiwa pembubaran demo Bandung, mulai dari kronologi, korban, hingga klarifikasi pihak berwenang.
Lantas, apa saja yang perlu diketahui pembubaran mahasiswa Unpas dan Unisba? Berikut 7 faktanya.
Presiden Mahasiswa Unisba, Kamal Rahmatullah, menyebut penembakan gas air mata terjadi sekitar pukul 23.30 WIB.
"Tiba-tiba ada sekelompok atau segerombolan polisi dan TNI itu tiba-tiba menyerang begitu ke arah bawah, otomatis massa aksi yang dari atas itu berlarian ke dalam, akhirnya sudah masuk di dalam, ada yang juga menembakkan gas air mata," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Kamal menambahkan mahasiswa sedang mengevakuasi korban sesak napas ketika situasi menjadi kacau.
"Nah saya kira karena saya stand by di sini juga dengan kawan-kawan untuk sama-sama membersamai kawan-kawan yang akhirnya terluka, saya cek dan saya sepenglihatan kawan-kawan pun tidak ada anak-anak SMP begitu. Semua pure massa aksi, massa aksi itu mahasiswa," sambungnya.
Ia juga menegaskan, jalur evakuasi harus dijaga.
"Karena jalur evakuasi itu kawan-kawan rasa harus steril begitu karena agar mempercepat mobilitas daripada evakuasi untuk akhirnya bisa diambil dan diamankan di Unisba," sambungnya.
Terkait pelemparan molotov, Kamal mengaku tidak tahu pelakunya.
"Kalau misalnya sepengelihatan memang ada, cuma itu di luar dari kampus Unisba. Ada beberapa mahasiswa yang harus dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung," jelasnya.
Baca juga: Aksi Warganet Malaysia dan Thailand Pesankan Makanan via Online untuk Warga Indonesia di Tengah Demo
Unisba dan Unpas dijadikan tempat evakuasi mahasiswa yang terdampak gas air mata. Menurut Kanit Keamanan Unpas, Rosid, banyak massa mencari perlindungan ke dalam kampus.