Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Prediksi Musim Hujan 2025-2026 Berlangsung Lebih Lama, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/10/2025, 13:00 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperdiksi banyak wilayah di Indonesia mengalami musim hujan yang terjadi lebih awal. 

Bagi beberapa wilayah, musim hujan sudah terjadi sejak sebelum September 2025. Sementara sebagian besar wilayah di Indonesia memasuki musim hujan dari September hingga November 2025. 

Baca juga: Musim Hujan 2025 Sampai Bulan Apa? Ini Jawaban BMKG

Awal musim yang maju ini juga berdampak pada durasi musim hujan. 

Dalam rilis resmi pada Kamis (2/10/2025), BMKG menyebutkan durasi musim hujan di Indonesia tahun ini lebih panjang durasinya daripada biasanya.

Lantas, apa yang menyebabkan ini dan kenapa awal dan akhir musim di Indonesia berbeda-beda? 

Durasi musim hujan di Indonesia tidak sama

Meskipun BMKG telah memprediksi musim hujan di Indonesia kali ini lebih lama, rupanya setiap daerah mempunyai durasi yang berbeda. 

Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menjelaskan, awal dan akhir musim di Indonesia berbeda-beda tergantung karakteristik wilayahnya. 

"Saking bervariasinya karakteristik musim di indonesia, awal dan akhir musim itu tidak sama antar daerah," kata Supari ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (3/10/2025). 

Dengan demikian, setiap daerah mempunyai awal musim hujan yang tidak serentak. Bahkan, durasi musim hujan di berbagai daerah juga beragam. 

Baca juga: BMKG Prakirakan Sejumlah Wilayah Akan Masuk Musim Hujan Lebih Cepat, Mana Saja?

Rata-rata durasi musim hujan di Indonesia

BMKG menjabarkan, Indonesia terbagi menjadi ratusan Zona Musim (ZOM) yang besar pengaruhnya terhadap cuaca hingga awal dan akhir musim hujan. 

Perhitungan musim oleh BMKG menggunakan ukuran per 10 hari atau yang disebut dengan dasarian. 

Menurut buku Prediksi Musim Hujan 2025/2026 dari BMKG, berikut durasi rata-rata berdasarkan wilayahnya: 

  • Sumatera: banyak ZOM durasinya di atas 12 dasarian, lebih dari 120 hari atau sekitar 4 bulan.
  • Jawa: umumnya 19-27 dasarian yakni sekitar 190–270 hari atau 6-9 bulan.
  • Bali-NTB-NTT: relatif lebih pendek yakni 10-24 dasarian, sekitar 100-240 hari atau 3-8 bulan.
  • Kalimantan: panjang, di atas 24 dasarian, lebih dari 240 hari atau sekitar 8 bulan lebih.
  • Sulawesi: sangat bervariasi, dari 4-9 dasarian (40-90 hari atau sekitar 1-3 bulan) hingga di atas 24 dasarian (lebih dari 240 hari atau sekitar 8 bulan lebih).
  • Maluku dan Papua: rentang lebar, 13-30 dasarian (sekitar 130-300 hari atau 4-10 bulan), sebagian bahkan di atas 33 dasarian (ebih dari 330 hari atau sekitar hampir setahun penuh).

Dari keseluruhan, sekitar 333 ZOM atau 47,6 persen memasuki musim hujan pada bulan September hingga November 2025. 

Selain itu, BMKG memperdiksi bahwa 96 ZOM atau sekitar 13,7 persen akan tetap hujan sampai akhir 2025. Dengan demikian wilayah-wilayah tersebut mengalami musim hujan sepanjang tahun. 

Durasi musim di Indonesia dapat berbeda-beda karena kombinasi faktor pengendali iklim. 

Baca juga: BMKG: Sebagian Wilayah Jateng Masuk Musim Hujan Oktober 2025, Mana Saja?

Halaman:


Terkini Lainnya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau