KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperdiksi banyak wilayah di Indonesia mengalami musim hujan yang terjadi lebih awal.
Bagi beberapa wilayah, musim hujan sudah terjadi sejak sebelum September 2025. Sementara sebagian besar wilayah di Indonesia memasuki musim hujan dari September hingga November 2025.
Baca juga: Musim Hujan 2025 Sampai Bulan Apa? Ini Jawaban BMKG
Awal musim yang maju ini juga berdampak pada durasi musim hujan.
Dalam rilis resmi pada Kamis (2/10/2025), BMKG menyebutkan durasi musim hujan di Indonesia tahun ini lebih panjang durasinya daripada biasanya.
Lantas, apa yang menyebabkan ini dan kenapa awal dan akhir musim di Indonesia berbeda-beda?
Meskipun BMKG telah memprediksi musim hujan di Indonesia kali ini lebih lama, rupanya setiap daerah mempunyai durasi yang berbeda.
Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menjelaskan, awal dan akhir musim di Indonesia berbeda-beda tergantung karakteristik wilayahnya.
"Saking bervariasinya karakteristik musim di indonesia, awal dan akhir musim itu tidak sama antar daerah," kata Supari ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
Dengan demikian, setiap daerah mempunyai awal musim hujan yang tidak serentak. Bahkan, durasi musim hujan di berbagai daerah juga beragam.
Baca juga: BMKG Prakirakan Sejumlah Wilayah Akan Masuk Musim Hujan Lebih Cepat, Mana Saja?
BMKG menjabarkan, Indonesia terbagi menjadi ratusan Zona Musim (ZOM) yang besar pengaruhnya terhadap cuaca hingga awal dan akhir musim hujan.
Perhitungan musim oleh BMKG menggunakan ukuran per 10 hari atau yang disebut dengan dasarian.
Menurut buku Prediksi Musim Hujan 2025/2026 dari BMKG, berikut durasi rata-rata berdasarkan wilayahnya:
Dari keseluruhan, sekitar 333 ZOM atau 47,6 persen memasuki musim hujan pada bulan September hingga November 2025.
Selain itu, BMKG memperdiksi bahwa 96 ZOM atau sekitar 13,7 persen akan tetap hujan sampai akhir 2025. Dengan demikian wilayah-wilayah tersebut mengalami musim hujan sepanjang tahun.
Durasi musim di Indonesia dapat berbeda-beda karena kombinasi faktor pengendali iklim.
Baca juga: BMKG: Sebagian Wilayah Jateng Masuk Musim Hujan Oktober 2025, Mana Saja?