KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, cuaca panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025.
Fenomena ini ditandai dengan suhu maksimum mencapai 37,6 derajat Celsius, terutama di wilayah selatan dan tengah Indonesia seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.
Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan diperkirakan masih didominasi cuaca cerah hingga berawan, dengan potensi hujan yang relatif minim.
“Kondisi udara panas kemungkinan masih dapat berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah,” ujar Ida saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/10/2025),
Meski begitu, ia menambahkan bahwa pada sore hingga malam hari masih terdapat potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif, terutama di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.
Baca juga: Warganet Tanyakan Kapan Hujan karena Tersiksa Cuaca Panas, Ini Jawaban BMKG
Menurut Ida, BMKG mencatat suhu maksimum tertinggi tahun ini mencapai 38,4 derajat Celsius di Tanah Merah, Papua pada 29 Maret 2025.
Angka ini sama dengan rekor tahun lalu di Larantuka, Flores Timur, pada 27 Oktober 2024. Artinya, suhu panas tahun ini termasuk yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.
"Di tahun sebelumnya suhu maksimum harian tercatat sama nilainya dari tahun ini, suhu maksimum tertinggi pada tahun 2024 di Stasiun Meteorologi Gewayantana, Larantuka (Flores Timur) tercatat suhu 38,4 pada tanggal 27 Oktober 2024, sementara untuk tahun ini tercatat di Tanah Merah, Papua dengan suhu maksimum tertinggi tercatat dengan nilai yang sama 38.4 pada tanggal 29 Maret 2025," terangnya.
Lebih jauh, Ida membeberkan, beberapa wilayah lain juga mencatat suhu tinggi sepanjang 2025, seperti:
Baca juga: Ramai soal Citra Pulau Jawa Tampak Merah Menyala, Ini Penjelasan BMKG
Tangkapan layar akun Instagram BMKG yang menginformasikan suhu maksimum harian. Penyebab suhu panas dan cara mengeceknyaDeputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, penyebab utama suhu tinggi ini adalah posisi gerak semu matahari yang pada Oktober sedang berada di selatan ekuator.
Posisi tersebut membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang lebih intens.
Selain itu, Monsun Australia yang sedang aktif juga membawa massa udara kering dan hangat, sehingga pembentukan awan menjadi minim.
Baca juga: Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia Akan Terjadi? Ini Penjelasan BMKG
Akibatnya, radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa banyak hambatan, membuat udara terasa lebih terik.
“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/10).