KOMPAS.com - Seorang pria di North Walsham, Norfolk, Inggris bernama Henry Barringer tiba-tiba mengalami perubahan kepribadian atau perilaku.
Henry yang dulunya hangat dan humoris, menjadi sinis dan pemarah.
Ternyata, perubahan kepribadian atau mood yang cukup drastis itu adalah pertanda dirinya menderita kanker otak.
Henry kemudian didiagnosis kanker pada 2023.
Namun, setelah menjalani berbagai perawatan, nyawanya tak bisa terselamatkan dan meninggal pada akhir 2024.
Lantas, bagaimana kisahnya?
Baca juga: Kisah Dokter Bedah di Jerman Tak Sengaja Pindahkan Tumor Pasien ke Tangannya, Kok Bisa?
Istri Henry, Rebecca Barringer bercerita bahwa dulunya, suaminya merupakan ayah yang seru dan menyenangkan bagi putra mereka.
Henry memiliki selera humor yang bagus serta menyukai kegiatan di pedesaan dan bermain rugby amatir.
Namun seiring waktu, kepribadian Henry berubah menjadi sinis, termasuk kepada putranya sendiri. Dia juga menjadi tidak bisa bersabar dalam melakukan atau mengurus sesuatu.
“Kepribadiannya berubah cukup banyak. Dia tidak punya filter saat berbicara,” kata Rebecca, dikutip dari BBC, Rabu (22/10/2025).
Selain itu, Rebecca menyebut bahwa suaminya juga sempat alami migrain dan muntah. Kondisi itu semakin parah seiring waktu.
Baca juga: Kisah Remaja di Belanda, Hanya Bisa Berbahasa Asing Usai Jalani Operasi
Hingga kemudian pada suatu hari, Henry didiagnosis menderita glioblastoma, salah satu jenis tumor ganas (kanker) di otak.
"Saya kira Anda hanya berpikir bahwa seseorang yang begitu muda dan sehat adalah orang terakhir yang akan terkena kanker, terutama tumor otak dan keparahannya,” tutur Rebecca.
“Itu adalah kejutan besar,” sambungnya.
Karena lokasinya berada di otak, tumor ganas tersebut dianggap tidak dapat dioperasi.